Ukraina Tuduh Rusia Mainkan ‘Hunger Games’, Krisis Pangan Ancam Ratusan Juta Jiwa
Rusia terus melancarkan invasinya di Ukrana. Militer mereka memblokade pelabuhan-pelabuhan dagang di negara itu.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Johnson Simanjuntak
![Ukraina Tuduh Rusia Mainkan ‘Hunger Games’, Krisis Pangan Ancam Ratusan Juta Jiwa](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/prajurit-pasukan-militer-ukraina-berjalan-di-kota-kecil-sievierodonetsk.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Rusia terus melancarkan invasinya di Ukrana. Militer mereka memblokade pelabuhan-pelabuhan dagang di negara itu.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut Rusia memainkan “hunger games’’ yang dapat mengancam dunia dengan bencana kelaparan.
Ukraina sendiri merupakan penyuplai bahan makanan diantaranya gandum, sereal, jagung, dan minyak bunga matahari kepada 400 juta orang di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, hingga Asia.
Namun, karena invasi Rusia ke Ukraina membuat pasokan bahan makanan terhenti sehingga akan berdampak secara global.
"Rusia memainkan “hunger games” dengan dunia dengan cara memblokir ekspor makanan Ukraina dengan satu tangan dan mencoba mengalihkan kesalahan pada Ukraina dengan tangan lainnya," demikian kicauan Kuleba di akun Twitternya.
Kuleba mengatakan saat ini Ukraina dan PBB dan mengerjakan "operasi" untuk memastikan rute perdagangan guna mengangkut bahan pangan dengan aman ke luar negeri.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya telah berkali-kali memperingatkan bahwa lebih dari 20 juta ton biji-bijian tertahan di negara itu.
Bahan pangan yang segera membusuk jika tidak cepat dikirim itu berpotensi menyebabkan kekurangan pangan di seluruh dunia dan menaikkan harga.
Ia juga berulang kali mengatakan bahwa Rusia telah merampok persediaan pangan Ukraina selama invasi militer mereka.
Baca juga: Zelensky Akhirnya Akui Militer Rusia Telah Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina
Kondisi tersebut menambah kesengsaraan tidak hanya pada warga Ukraina, melainkan pada penduduk di berbagai belahan dunia lainnya dengan memblokade laut.
Bukan hanya Ukraina yang berang dengan sikap Rusia tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada 31 Mei lalu mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri blokade Rusia terhadap pelabuhan terbesar Odesa, berdasarkan ketentuan resolusi PBB.
Demikian pula Amerika Serikat melalui Menlu Antony Blinken.
Blokade atas pelabuhan Ukraina telah memicu krisis pasokan pangan dan biji-bijian, kata Blinken.
“Invasi Rusia yang tidak beralasan telah menghentikan perdagangan maritim di sebagian besar Laut Hitam. Itu telah membuat kawasan itu tidak aman untuk navigasi, menjebak ekspor pertanian Ukraina dan membahayakan pasokan makanan global,” kata Blinken.