Ilmuwan Rusia Sebut Vladimir Putin Tak Akan Sungkan Gunakan Nuklir yang Bisa Memicu Perang Dunia III
Ia mengungkapkan Perang Dunia III dan Perang Nuklir akan tiba jika Barat tak menghentikan kiriman senjata ke Ukraina.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Sergey Mikheyev, ilmuwan politik Rusia menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan sungkan meluncurkan nuklir jika Barat (sekutu Amerika) terus mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Ia mengungkapkan Perang Dunia III dan Perang Nuklir akan tiba jika Barat tak menghentikan kiriman senjata ke Ukraina.
Hal itu diungkapkan Mikheyev saat berbicara dengan stasiun TV Rusia, Channel 1.
Mikheyev mengungkapkan Barat selalu berbicara mengenai berapa banyak senjata yang mereka kirimkan dan berapa menakutkannya senjata tersebut.
Tetapi menurutnya Barat tak mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Mereka mengatakan senapan yang buruk akan tiba, dan terus datang. Mereka juga berjanji tak akan menggunakannya dalam cara tertentu,” tuturnya dilansir dari Express.
“Tetapi yang pasti, mereka akan melakukannya. Hal itu akan berujung pada Perang Dunia III,” kata Mikheyev dikutip pada Senin (6/6/2022).
Baca juga: 60-100 Tentara Ukraina Meninggal Setiap Hari dalam Perang Melawan Rusia
Ia pun meyakini bahwa Barat juga akan mengirimkan terus persenjataan dan hal lainnya ke Ukraina, dan itu akan memancing eskalasi.
“Apa selanjutnya. Yang akan tiba adalah Perang Dunia III. Perang Nuklir akan datang, itu saja,” ujarnya.
Sebelumnya, Putin telah memperingatkan Barat jika mereka terus mengirimkan persenjataan ke Ukraina, termasuk rudal jarak jauh.
Putin menegaskan pihaknya akan melakukan serangan ke wilayah yang belum pernah menjadi target sebelumnya.
Meski begitu, Inggris tetap mengirimkan sistem rudal canggihnya ke garis depan Ukraina timur untuk digunakan pasukan Ukraina.
Inggris dilaporkan telah mengirim sistem peluncur rudal ganda M270 ke pasukan Ukraina untuk menghadapi Rusia.
Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Inggris rudal tersebut mampu mencapai target sejauh 80km dengan akurasi yang tepat.
Pernyataan Presiden Putin
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa jika Barat memberikan rudal jarak jauh ke Ukraina, Moskow akan menyerang lebih agresif.
RT melaporkan pada 5 Juni bahwa Rusia akan menyerang sasaran di Ukraina yang sebelumnya tidak ditargetkan jika rudal jarak jauh Barat dikirim ke Kiev, Putin memperingatkan.
"Jika rudal jarak jauh dikirim ke Ukraina, kami akan menarik kesimpulan yang tepat dan menggunakan senjata kami untuk menyerang target yang belum kami targetkan di Ukraina," kata Putin dalam wawancara dengan radio Russia 1 pada Minggu (5/6/2022).
Presiden Rusia mencatat bahwa kumpulan beberapa peluncur roket dengan roket yang dibuat oleh AS dan dikirim ke Ukraina.
Sebagaimana dikonfirmasi oleh Biden sebelumnya kemungkinan tidak akan membawa sesuatu yang baru bagi militer Ukraina.
Bos Kremlin mengatakan bahwa Ukraina sudah memiliki rudal era Soviet atau buatan Rusia seperti Grad, Smerch, dan Uragan.
Ketiganya memiliki kekuatan penghancur yang sama dengan roket multi-peluncuran yang dijanjikan AS untuk dikirim ke Kiev.
Menurut Putin, seluruh "kebisingan di sekitar" pasokan lebih banyak senjata ke Ukraina "hanya memiliki satu tujuan, memperpanjang konflik selama mungkin".
Sementara Rusia belakangan ini juga berencana gunakn rudal Zirkon.
Berbicara kepada Newsweek, pakar pertahanan Nicholas Drummond mengatakan bahwa Rusia pasti akan mencoba menggunakan rudal Zirkon ketika rudal tersebut siap untuk ditempatkan.
Rudal Zircon adalah rudal yang sangat mahal, masing-masing diperkirakan menelan biaya antara 5 juta dollar AS hingga 210 juta dollar AS, sedangkan rudal jelajah Tomahawk Angkatan Laut AS masing-masing kurang dari 5 juta dollar AS, kata Drummond.
Drummond menambahkan bahwa rudal Zirkon dirancang untuk menyerang kapal perang, terutama kapal induk.
"Rudal Zirkon juga dapat digunakan sebagai senjata medan perang untuk menghancurkan lapangan terbang dan target darat yang strategis, seperti gudang amunisi dan rudal, gudang pasokan jarak dekat, dll," katanya.
"Meskipun rudal ini memiliki dampak yang besar sebagai senjata serangan darat taktis, tidak ekonomis menggunakan rudal Zirkon untuk menghancurkan rudal konvensional," komentar pakar Drummond.
Sumber: Express/Newsweek/Kompas.TV/Grid.id