AS Sita 2 Pesawat Pribadi Milik Oligarki Rusia Roman Abramovich
Seorang hakim AS mengeluarkan surat penyitaan atas dua pesawat pribadi milik oligarki Rusia Roman Abramovich, karena melanggar undang-undang ekspor AS
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang hakim Amerika Serikat (AS) mengeluarkan surat penyitaan atas dua pesawat pribadi milik oligarki Rusia , Roman Abramovich, karena melanggar undang-undang ekspor dan sanksi AS.
Gulfstream dan Boeing 787-8 Dreamliner yang diyakini sebagai salah satu pesawat pribadi paling mahal di dunia, berada di Rusia dan Dubai.
Demikian menurut pernyataan tertulis seorang agen FBI untuk mendukung surat perintah penyitaan.
Ditafsirkan dua pesawat pribadi itu bernilai lebih dari 400 juta dolar AS.
Baca juga: Eks Bos Chelsea Roman Abramovich Kembali Tekor, Dua Pesawat Senilai Rp 5,6 Triliun Disita AS
Baca juga: AS Terbitkan Surat Perintah Penyitaan 2 Pesawat Milik Roman Abramovich
Departemen Perdagangan juga mengumumkan tuntutan administratif terhadap mantan pemilik klub sepakbola Chelsea ini.
"Jika terbukti bersalah, hukuman maksimum bisa sama dengan nilai pesawat," kata seorang pejabat pemerintah.
Tindakan AS tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menghukum Rusia yang diketahui dekat dengan Kremlin dan memberikan tekanan pada ekonomi Moskow untuk mencoba mengakhiri invasi ke Ukraina.
Sementara Abramovich belum diberi sanksi oleh Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS.
Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan surat perintah penyitaan menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum.
Baca juga: Drama Akuisisi Pemilik Baru Chelsea Tuntas, Era Abramovich bersama The Blues Resmi Berakhir
Baca juga: Liga Premier Akhirnya menyetujui penjualan klub Chelsea, Berakhirnya 19 Tahun Era Roman Abramovich
Pesawat buatan Amerika
Pihak berwenang mengatakan, pesawat buatan Amerika diterbangkan masuk dan keluar dari Rusia tanpa mendapatkan lisensi dari Departemen Perdagangan AS.
Pesawat dan suku cadang pesawat tunduk pada aturan ekspor karena potensi penggunaan militer dan implikasi keamanan nasionalnya.
Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, Departemen Perdagangan memperketat sanksi dan mulai membutuhkan lisensi untuk ekspor pesawat, yang sebelumnya tidak memerlukan persetujuan.
Pada awal Maret, Commerce juga melarang pesawat Amerika milik warga negara Rusia untuk diekspor ke Rusia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.