Kaji Pemikiran Kiai Achmad Shiddiq, WNI Timba Ilmu di Tunisia Raih Cumlaude
Sofyan Salsabila Mansur, meraih cumlaude dalam ujian tesis magister tentang "Sufisme Syaikh Achmad Shiddiq
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Mahasiswa Indonesia asal Surabaya di Pascasarjana Universitas Zaitunah, Tunisia, Sofyan Salsabila Mansur, meraih cumlaude dalam ujian tesis magister tentang "Sufisme Syaikh Achmad Shiddiq dan Perannya dalam Membangun Indonesia Modern" di Auditorium Fakultas Peradaban, Universitas Zaitunah, Tunis Rabu (8/6/2022).
Sofyan Salsabila Mansur berhasil mempertahankan tesisnya di depan para penguji: Rafia Attia (pembimbing), Butsainah Jlaashi (Ketua Sidang), dan Abdul Salam Hamdi (Penguji).
Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi memberikan apresiasi atas prestasi yang ditorehkan mahasiswa Indonesia ini.
"Saya sangat senang, karena pemikiran Kiai Achmad Shiddiq yang begitu cemerlang mulai diperkenalkan ke dunia, khususnya Tunisia."
"Apalagi dimensi yang dikaji, pemikiran sufisme Kiai Achmad Shiddiq dan pengaruhnya dalam membentuk kebangsaan Indonesia."
"Kiai Achmad Shiddiq merupakan sosok besar yang mampu mengintegrasikan pemikiran keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaanm" kata Dubes RI yang akrab dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama dalam keterangannya Rabu (8/6/2022).
Ia menambahkan, Kiai Achmad Shiddiq juga dikenal sebagai "Kiai Pancasila", karena mampu melakukan simbiosisme antara Islam dan Pancasila, bahkan menjadi sikap resmi Nahdlatul Ulama dalam muktamar NU tahun 1984 di Situbondo.
"Sumbangsih pemikiran Kiai Achmad Shiddiq sangat luar biasa, karena mampu menjadikan NU sebagai gerbong pengarusutamaan Pancasila, sehingga Pancasila kokoh sebagai falsafah dan dasar negara. Kiai Achmad Shiddiq menegaskan, bahwa yang paling penting dan tugas kita bersama, bagaimana membumikan dan mengamalkan Pancasila," ujar Dubes RI asal Sumenep Madura, dan kader PDI Perjuangan.
Sementara Sofyan dalam tesisnya, di depan para penguji menyampaikan, bahwa keistimewaan Kiai Achmad Shiddiq, karena mampu menjadikan tasawuf sebagai elan vital untuk transformasi sosial di Indonesia modern.
Baca juga: KBRI Tunis Gelar Diskusi Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945, Dubes Zuhairi Misrawi Beri Pengantar
"Pemikiran sufisme Kiai Achmad Shiddiq mempunyai kekhasan dan keistimewaan, karena mampu menjadikan tasawuf sebagai ilmu aplikatif. Kiai Achmad Shiddiq mampu memberikan penjelasan dan tafsir religius atas Pancasila," ujar Sofyan Salsabila Mansur.
Tidak hanya itu saja, Sofyan menjelaskan, Pancasila tidak hanya sebagai falsafah, melainkan sebagai way of life.
"Puncaknya, trilogi persaudaraan yang mempunyai pengaruh besar dalam lingkungan Nahdlatul Ulama dan umat Islam Indonesia secara umum, yaitu persaudaraan keislaman (ukhuwwah islamiyyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyyah) dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah insaniyyah)", jelas Sofyan. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.