Penerjun Payung Tewas saat Lompat dari Tebing Setinggi 800 M di Italia, Parasut Diduga Gagal Terbuka
Seorang penerjun payung asal Inggris tewas setelah parasutnya diduga gagal terbuka.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
Pada bulan September 2018, ia menulis tentang kecintaannya pada melompat di Facebook:
"Beberapa kenangan paling bahagia yang saya miliki adalah mengajar orang untuk terjun payung dan melihat kebahagiaan murni terlukis di senyum berseri-seri di wajah mereka."
"Saya akan selalu mengingat mereka dengan momen-momen bahagia saat jatuh bebas."
Roberts sebelumnya memberikan penghormatan kepada ayah dua anak Aiden Chaffe (31) dari Derbyshire.
Chaffe meninggal dalam kecelakaan terjun payung di Langar pada 2018.
Dia menulis pada saat itu:
"Kamu adalah saudara bagiku, Aiden, kita sebelum kamu melompat dari pesawat untuk terakhir kalinya dan dengan senyum lebarmu di wajahmu!"
Menyusul berita kematian Roberts, seorang teman, mengacu pada Chaffe, menulis di halaman Facebook-nya:
"Saya harap kalian berdua bersatu kembali di langit sekarang."
Baca juga: Penerjun Payung Naila Novaranti Masuk MURI, Pecahkan Waktu Tercepat Terjun Payung di 7 Benua.
Sementara itu, Kantor Luar Negeri Italia mengatakan:
"Kami mendukung keluarga seorang pria Inggris yang meninggal di Italia, dan kami terus berhubungan dengan pihak berwenang setempat."
Kematian Roberts hanya berselang satu hari setelah Matthew Glen Munting dari Australia, 35 tahun.
Ia juga meninggal dalam keadaan serupa di Pegunungan Alpen Italia.
Munting meninggal setelah menabrak parit di Gunung Simone pada Kamis pagi.
Ia digambarkan sebagai salah base jumper paling berpengalaman di dunia.
Ia juga dilaporkan bekerja sebagai instruktur lompat BASE pada saat kematiannya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)