Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

China Bantah Bangun Pangkalan Militer di Kamboja, Sebut AS Ikut Campur

Beijing menyangkal laporan Washington Post yang menyatakan bahwa China diam-diam membangun pangkalan Angkatan Laut di Kamboja.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
zoom-in China Bantah Bangun Pangkalan Militer di Kamboja, Sebut AS Ikut Campur
AFP
Foto yang diambil pada 19 Maret 2014 menunjukkan kapal Penjaga Pantai China (atas) dan kapal pasokan Filipina terlibat dalam stand off saat kapal Filipina berusaha mencapai Second Thomas Shoal di Laut China Selatan yang diklaim oleh kedua negara. 

TRIBUNNEWS.COM - Beijing menyangkal laporan Washington Post yang menyatakan bahwa China diam-diam membangun pangkalan Angkatan Laut di Kamboja.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan kerja sama Beijing dan Phnom Penh terbuka dan transparan.

Ia mengatakan China hanya memiliki satu pangkalan militer di luar negeri yakni di Djibouti, Afrika Timur dan membandingkannya dengan Amerika Serikat (AS).




“AS menjalankan lebih dari 800 pangkalan militer di luar negeri,” ucap Zhao dalam saat briefing, Selasa (7/6/2022), lapor Russia Today

Baca juga: China Dilaporkan Diam-diam Bangun Pangkalan Militer di Kamboja

Baca juga: Beda dengan Candi Borobudur, Angkor Wat di Kamboja Gratis untuk Warga Lokal

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengajukan pertanyaan pada briefing media harian di Beijing pada 8 April 2020.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengajukan pertanyaan pada briefing media harian di Beijing pada 8 April 2020. (GREG BAKER / AFP)

Dia juga mencela Washington karena memiliki anggaran pertahanan terbesar di dunia, hampir selalu terlibat dalam perang di luar negeri, mencampuri urusan dalam negeri negara lain, dan mengirim pesawat militer dan kapal perang di pintu negara lain.

“Siapa yang merusak keamanan dan stabilitas global dan regional dan menyebarkan disinformasi? Siapa pun bisa tahu,” kata juru bicara itu.

Zhao mengulangi klarifikasi Kedutaan Besar Kamboja di AS yang menyatakan laporan Washington Post itu tidak berdasar dan "membingkai citra Kamboja secara negatif."

BERITA TERKAIT

Kedutaan mengatakan, Pangkalan Angkatan Laut Ream di Teluk Thailand sedang direnovasi semata-mata untuk memperkuat kemampuan angkatan laut Kamboja.

Pihaknya menegaskan bahwa konstitusi negara Kamboja melarang menjadi tuan rumah bagi fasilitas militer asing.

The Washington Post pada Senin merilis laporan, mengutip pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya, bahwa China diam-diam membangun fasilitas militernya di Pangkalan Angkatan Laut Ream di Kamboja.

Proyek itu disebut sebagai bagian dari upaya Beijing untuk meningkatkan kehadirannya di Indo-Pasifik.

Pangkalan Angkatan Laut Ream terletak di sebelah barat Laut Cina Selatan, di mana Beijing memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih dengan beberapa negara.

Laporan dari Pejabat Barat

China disebut diam-diam membangun pangkalan militer Angkatan Laut di negara tetangga RI, Kamboja.

Sumber pejabat Barat mengatakan bahwa kedua negara menyangkal laporan ini dan berusaha menyembunyikannya.

Pangkalan militer itu, kata sumber, akan berada di bagian utara Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja di Teluk Thailand.

Menurut laporan Washington Post, pangkalan militer China di Kamboja merupakan strategi Beijing untuk membangun jaringan fasilitas militernya secara global. 

Sumber pejabat Barat yang bicara dengan syarat anonim menilai, langkah ini dilakukan China untuk membangun kekuatan global.

Adapun pangkalan militer di Kamboja ini adalah pos Angkatan Laut kedua China di luar negeri dan yang pertama di kawasan Indo-Pasifik.

Saat ini, satu-satunya pangkalan militer China di luar negeri berada di Djibouti, Afrika Timur.

Analis dan pejabat menilai, memiliki fasilitas yang mampu menampung kapal Angkatan Laut di wilayah Laut China Selatan, merupakan elemen penting dari ambisi Beijing memperluas pengaruhnya dan memperkuat kehadirannya di kawasan dekat jalur laut utama Asia Tenggara ini.

Presiden China, Xi Jinping, saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan, 2018 silam. Saat ini China mengerahkan alat canggih untuk memantau aktivitas di Laut China Selatan.
Presiden China, Xi Jinping, saat menghadiri latihan militer di Laut China Selatan, 2018 silam. Saat ini China mengerahkan alat canggih untuk memantau aktivitas di Laut China Selatan. (Dokumen Kementerian Pertahanan China)

Baca juga: China Dilaporkan Diam-diam Bangun Pangkalan Militer di Kamboja

Baca juga: Bicara Sosok Capres 2024, Amien Rais: Jangan Pilih yang Kiblatnya ke Washington atau Beijing

"Kami menilai bahwa Indo-Pasifik adalah bagian penting bagi para pemimpin China, yang melihat Indo-Pasifik sebagai wilayah pengaruh yang sah dan bersejarah bagi China," kata sumber pejabat Barat.

Beijing, kata pejabat itu, menganggap kawasan itu tidak mau atau tidak mampu menantang kepentingan inti China.

China, kata sumber, yakin negara-negara di wilayah ini akan tunduk melalui sejumlah upaya diantaranya paksaan, hukuman, dan bujukan di bidang diplomatik, ekonomi, hingga militer.

"Pada dasarnya, China ingin menjadi begitu kuat sehingga kawasan itu akan menyerah pada kepemimpinan China daripada menghadapi konsekuensi," kata pejabat itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas