Warga Israel Terima Pesan Berantai Diduga Serangan Siber Iran, Perang Psikologis Berlanjut
Kemungkinan bahwa pesan berantai yang diterima warga Israel tersebut dikirim oleh Iran karena pasukan pertahanan Israel IDF membantah mengirim pesan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pesan berantai berisi teks 'Darurat Palsu' diterima warga Israel sejak Rabu (18/9/2024) kemarin.
Pesan itu muncul setelah Hizbullah mendapat serangan 'pager' diduga dilancarkan intelijen Israel.
Pesan berantan itu menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan serangan siber Iran.
Seperti diketahui Iran adalah sekutu utama kelompok Hizbullah di Lebanon.
Kemungkinan bahwa pesan berantai yang diterima warga Israel tersebut dikirim oleh Iran karena pasukan pertahanan Israel IDF membantah mengirim pesan tersebut.
Warga Israel di seluruh negeri menerima pesan teks fiktif dengan judul "peringatan darurat" pada Rabu malam, yang meminta mereka untuk meninggalkan tempat mereka berada dan mencari daerah yang dilindungi.
"Kemungkinan bahwa pesan tersebut dikirim oleh pejabat Iran telah menjalani pemeriksaan," KAN News melaporkan setelah pesan tersebut tersebar luas seperti dilansir Jerusalem Post.
Lebih lanjut, IDF menanggapi pesan fiktif tersebut dan mengklarifikasi bahwa mereka tidak mengirimkan pengumuman teks, KAN menambahkan.
"Pengumuman itu tidak disebarkan atas nama kami. Tidak ada perubahan dalam kebijakan pertahanan Komando Front Dalam Negeri," demikian pernyataan IDF.
Dalam tangkapan layar pesan tersebut, pengirimnya tampak bernama "OREFAlert," mirip dengan nama Komando Front Dalam Negeri dalam bahasa Ibrani—Pikud Haoref.
Pesan teks yang diterima oleh warga Israel berisi sebuah tautan dan di atasnya, dengan kata-kata yang salah eja, tertulis, "Anda harus memasuki kawasan yang dilindungi."
Menurut Walla Technology, ini adalah upaya untuk menciptakan kepanikan di masyarakat dan merupakan taktik perang psikologis.
Serangan balik dari serangan siber?
Pesan yang dikirim pada Rabu malam itu menyusul serangkaian serangan siber terhadap teroris Hizbullah di Lebanon, yang terjadi pada Selasa dan Rabu dan mengakibatkan ledakan pager di Lebanon.