Nikaragua Izinkan Pasukan, Pesawat hingga Kapal Rusia Masuk ke Wilayahnya
Pemerintah Nikaragua juga mengizinkan kontingen kecil pasukan Rusia untuk memberikan pelatihan dan bertukar pengalaman dengan militer Nikaragua.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MANAGUA – Presiden Nikaragua Daniel Ortega mengumumkan telah mengizinkan pasukan, pesawat dan kapal Rusia untuk dikerahkan ke Nikaragua, dengan tujuan untuk melakukan pelatihan, penegakan hukum, dan tanggap darurat bencana.
Pengumuman tersebut diterbitkan pekan ini, dan dikonfirmasi Rusia pada Kamis (9/6/2022). Ortega akan mengizinkan pasukan Rusia untuk melaksanakan tugas penegakan hukum, misi bantuan kemanusiaan, penyelamatan dan pencarian dalam keadaan darurat atau bencana alam.
Pemerintah Nikaragua juga mengizinkan kontingen kecil pasukan Rusia untuk memberikan pelatihan dan bertukar pengalaman dengan militer Nikaragua.
Baca juga: Sudah 107 Hari, Kapan Operasi Militer Rusia di Ukraina akan Berakhir?
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan kepada media Rusia, Sputnik, kerja sama di bidang militer tersebut akan diadakan secara rutin.
“Kita berbicara tentang prosedur rutin dua kali setahun untuk penerapan undang-undang Nikaragua tentang penerimaan sementara personel militer asing ke wilayahnya untuk mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk tanggapan kemanusiaan dan darurat, memerangi kejahatan terorganisir dan perdagangan narkoba,” kata Zakharova, yang dilansir dari APNEWS.
Zakharova menambahkan, Nikaragua juga mengizinkan pasukan dari Amerika Serikat, Meksiko, dan negara-negara Amerika Tengah lainnya untuk mengadakan pelatihan, penegakan hukum, dan tanggap darurat bencana.
Daniel Ortega telah menjadi sekutu setia Rusia, sejak ia memimpin revolusi Nikaragua pada tahun 1979 yang menggulingkan kepemimpinan diktator Anastasio Somoza. Ortega menjabat sebagai Presiden Nikaragua dari tahun 1985 hingga 1990, dan terpilih kembali pada tahun 2007.
Baca juga: AS: Rusia Raih Pendapatan Lebih Tinggi dari Penjualan Minyak Setelah Menginvasi Ukraina
Pemerintah Ortega menangkap lusinan pemimpin oposisi politik, beberapa bulan sebelum Ortega terpilih kembali, termasuk sebagian besar tokoh yang berpotensi menjadi calon presiden Nikaragua.
Pemerintahan Ortega juga menutup organisasi non-pemerintah yang dituduh bekerja sama atas nama kepentingan asing untuk mengacaukan pemerintahannya.