Daiki Matsue Buronan Kasus Penipuan Subsidi Pemerintah Jepang Ditangkap di Dubai
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo sedang menyelidiki secara rinci apa yang mereka lakukan di lapangan dan bagaimana mereka kembali ke Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Aparat kembali menangkap seorang buronan polisi Jepang yang melakukan penipuan subsidi pemerintah Jepang.
Daiki Matsue, pria berusia 31 tahun itu ditangkap di Dubai, Senin (13/6/2022).
Dia ditangkap terkait kasus penipuan "manfaat keberlanjutan" (subsidi) yang diberikan oleh pemerintah.
Diketahui sebelumnya buronan polisi Jepang Mitsuhiro Taniguchi (47) ditangkap di Indonesia pada 7 Juni 2022 lalu.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, sebagai pemimpin aksi penangkapan tersebut, sedang menyelidiki secara rinci apa yang mereka lakukan di lapangan dan bagaimana mereka kembali ke Jepang.
Daiki Matsue, yang alamat dan pekerjaannya tidak diketahui, berpura-pura menjadi pemilik tunggal dan menipu negara untuk mempertahankan keuntungan dengan mengajukan kebohongan bahwa pendapatan bisnis berkurang secara signifikan karena pengaruh virus corona.
Baca juga: Kronologi Penangkapan Buronan Polisi Jepang di Lampung: Mitsuhiro Sembunyi di Rumah Guru
Dia akhirnya ditangkap ketika kembali dari Dubai di Timur Tengah, Senin (13/6/2022).
Dalam kasus ini, sembilan pria dan wanita, termasuk keterlibatan pegawai Biro Perpajakan Nasional Tokyo, ditangkap dan tujuh orang dikirimi dokumen dari tahun lalu hingga Juni 2022, dan Matsue diyakini sebagai pemimpin kelompok tersebut.
Tersangka berangkat ke Dubai pada bulan Februari, dan Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo sedang menyelidiki keberadaannya.
Tetapi setelah itu, dari wawancara dengan penyelidik bahwa tersangka ternyata telah terdaftar sebagai penduduk di Dubai.
Informasi tentang kembalinya Daiki Matsue ke Tokyo dengan alasan yang masih belum diketahui.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo sedang menyelidiki perilaku di lapangan dan bagaimana ia kembali ke Jepang, dan sedang menyelidiki tersangka bahwa kelompok tersebut telah menerima 200 juta yen secara ilegal.
"Saya akan berbicara setelah pengacara datang," ujar Daiki Matsue kepada polisi.