Palagan di Severodonetsk bak Neraka, Presiden Zelensky Akui Korban dari Ukraina Sangat Tinggi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran untuk Severodonetsk "mengerikan".
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertempuran untuk Severodonetsk "mengerikan".
Dilansir Evening Standard, saat berpidato Senin (13/6/2022) malam kepada rakyat Ukraina, Zelensky mengatakan korban jiwa dari pertempuran itu "sangat tinggi".
Ia juga berbicara tentang pentingnya strategis kota Severodonetsk, yang terletak di wilayah Donbas di Ukraina timur.
Berbicara di Telegram, Zelensky mengatakan:
"Korban manusia dari pertempuran ini sangat tinggi bagi kami."
"Ini benar-benar menakutkan."
Pasukan Rusia hampir sepenuhnya menduduki kota tersebut.
Baca juga: Ukraina Makin Terdesak di Severodonetsk, Separatis: Menyerah Atau Mati!
Baca juga: Pertempuran di Ukraina Timur Berkecamuk, Pabrik Kimia di Severodonetsk Diserang
Ketiga jembatan ke kota Donbas timur yang diperangi itu telah hancur, kata gubernur daerah Serhiy Haidai pada hari sebelumnya.
Hancurnya jembatan ke kota garis depan timur berarti warga sipil tidak bisa lagi dievakuasi.
Namun Haidai mengatakan masih ada beberapa "akses" ke kota itu.
Ia juga menyebut Rusia belum mendapatkan kendali penuh atas Severodonetsk.
"Sebagian masih di bawah kendali Ukraina," ujarnya.
Sementara itu, pasukan Ukraina yang masih ada di kota itu harus menyerah atau mati, kata seorang perwakilan militer Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri.
Severodonetsk, pusat manufaktur di wilayah Luhansk, adalah kunci dalam upaya Rusia untuk menaklukkan Donbas.
Kota itu akan menjadi salah satu kota terakhir di wilayah tersebut yang akan jatuh ke tangan Putin jika diambil alih.
Severodonetsk telah dibombardir secara intens selama beberapa minggu terakhir saat pertarungan untuk menguasai Donbas semakin intensif.
Baca juga: Rusia Kuasai Sebagian Besar Severodonetsk, Pasukan Ukraina Disebut Tak Punya Pilihan Selain Mundur
Denis Pushilin, pemimpin separatis wilayah Donetsk Ukraina yang didukung Rusia, mengatakan telah terjadi peningkatan pertempuran dan penembakan di wilayah tersebut.
"Semua pasukan yang diperlukan, termasuk pasukan sekutu, termasuk pasukan Federasi Rusia, akan dilibatkan untuk melawan musuh," kata Pushilin.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dikutip oleh kantor berita negara RIA Rusia mengatakan:
"Secara umum, perlindungan republik adalah tujuan utama dari operasi militer khusus ini."
Donetsk dan Luhansk adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.
Rusia mengakui kedua wilayah itu sebagai negara merdeka menjelang invasinya ke Ukraina.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)