Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pencari Suaka Inggris yang Terancam Dideportasi ke Rwanda: Didorong dan Dipukul

Seorang pencari suaka yang dijadwalkan dalam penerbangan deportasi pertama Inggris ke Rwanda, mengaku dirinya dipukul, ditendang dan didorong.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Kisah Pencari Suaka Inggris yang Terancam Dideportasi ke Rwanda: Didorong dan Dipukul
NIKLAS HALLE'N / AFP
Para pengunjuk rasa memegang poster ketika mereka berkumpul di luar Home Office di pusat kota London pada 13 Juni 2022, untuk berdemonstrasi menentang niat pemerintah Inggris untuk mendeportasi pencari suaka ke Rwanda. Seorang pencari suaka yang akan dideportasi ke Rwanda menceritakan perlakuan petugas kepadanya. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pencari suaka yang dijadwalkan dalam penerbangan deportasi pertama Inggris ke Rwanda, mengaku dirinya dipukul, ditendang dan didorong oleh petugas keamanan saat berada dalam tahanan.

Dilaporkan Sky News, Zahir, bukan nama sebenarnya, melarikan diri dari Irak dan tiba di Inggris pada Maret lalu.

Namun ia diberitahu akan dideportasi karena adanya kebijakan migrasi baru dari pemerintah Inggris.

Inggris menjalin kesepakatan dengan Rwanda untuk mengirimkan para pengungsi yang tidak diinginkan ke negara tersebut.

Sebelum dideportasi, Zahir ditahan di pusat penahanan Colnbrook House dekat Bandara Heathrow sambil menunggu untuk naik ke penerbangan pertama ke Rwanda.

Penerbangan itu tiba-tiba dihentikan pada hari Selasa (14/6/2022) lalu.

Baca juga: Penjelasan Krisis Pengungsi di Inggris ke Rwanda: Kebijakan Deportasi hingga Kontroversinya

Para pengunjuk rasa mengangkat plakat saat mereka berbaris menuju pusat pemindahan imigrasi Brook House di samping Bandara Gatwick, selatan London pada 12 Juni 2022, untuk berdemonstrasi menentang niat pemerintah Inggris untuk mendeportasi pencari suaka ke Rwanda.
Para pengunjuk rasa mengangkat plakat saat mereka berbaris menuju pusat pemindahan imigrasi Brook House di samping Bandara Gatwick, selatan London pada 12 Juni 2022, untuk berdemonstrasi menentang niat pemerintah Inggris untuk mendeportasi pencari suaka ke Rwanda. (NIKLAS HALLE'N / AFP)
BERITA REKOMENDASI

Berbicara kepada Sky News, Zahir menceritakan bagaimana petugas keamanan, yang bekerja untuk perusahaan swasta Mitie, memasuki ruang penahanannya dan memegang tangan dan kakinya.

"Mereka ada 4 orang, dua memegang tangan saya, yang lain memegang kaki saya, dan satu memegang kepala saya," katanya.

Zahir memberi tahu petugas bahwa dia akan menurut dan ikut dengan mereka, sehingga mereka tidak perlu menggunakan kekerasan.

"Tetapi mereka memukul kami, menendang kami dan mereka mendorong kami melewati pintu," tambahnya.

Zahir mengatakan dia kemudian dimasukkan ke dalam sebuah van dan diberitahu bahwa jika dia banyak bergerak, dia akan diikat.


"Saat sampai di bandara, saya melihat teman-teman saya. Kaki mereka diikat - mereka berempat (petugas keamanan) yang mengikatnya," katanya.

Para pengunjuk rasa memegang papan di luar Home Office di pusat kota London pada 13 Juni 2022, untuk berdemonstrasi menentang niat pemerintah Inggris untuk mendeportasi pencari suaka ke Rwanda.
Para pengunjuk rasa memegang papan di luar Home Office di pusat kota London pada 13 Juni 2022, untuk berdemonstrasi menentang niat pemerintah Inggris untuk mendeportasi pencari suaka ke Rwanda. (NIKLAS HALLE'N / AFP)

Pria berusia 25 tahun itu menempuh perjalanan 3.500 mil melalui Turki dan Eropa setelah melarikan diri dari Irak.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas