Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Afrika Tuntut Akses yang Adil untuk Vaksinasi Monkeypox

WHO kini melakukan ribuan tes cacar monyet di Afrika demi memberikan akses yang adil terhadap vaksin jika diperlukan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Afrika Tuntut Akses yang Adil untuk Vaksinasi Monkeypox
FACE2FACE AFRICA
Kondisi kaki yang terserang virus cacar monyet atau monkeypox. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, DAKAR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini melakukan ribuan tes cacar monyet (Monkeypox) di Afrika demi memberikan akses yang adil terhadap vaksin jika diperlukan.

Pernyataan ini disampaikan Direktur WHO Afrika, Matshidiso Moeti pada Kamis kemarin.

Dikutip dari Reuters, Jumat (17/6/2022), Monkeypox merupakan penyakit virus yang menyebabkan gejala mirip flu dan luka pada kulit.

Penyakit ini umumnya mewabah pada beberapa bagian di benua Afrika, namun tahun ini terjadi peningkatan kasus, baik di benua itu maupun di belahan dunia lainnya yang tidak menjadi endemik.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, benua tersebut telah mendokumentasikan 1.597 kasus dugaan virus sejak awal 2022, 66 diantaranya berakibat fatal.

Moeti mengatakan 8 negara Afrika saat ini telah mengkonfirmasi kasus, termasuk Nigeria, Kamerun dan Republik Demokratik Kongo, di mana ketiga negara ini menjadi endemik virus Monkeypox.

Berita Rekomendasi

Benin dan Ghana juga melaporkan kasus serupa.

"Meskipun kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal pada tahap ini, kami harus memastikan bahwa kami siap jika diperlukan. Stok global vaksin cacar yang menawarkan perlindungan terhadap Monkeypox 'sangat terbatas pada tahap ini'," kata Moeti pada pengarahan mingguan.

Baca juga: Jumlah Kasus di Eropa Lewati 900, Uni Eropa akan Beli 110.000 Vaksin Monkeypox  

Ia mencatat bahwa WHO bekerja untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin dan pengobatan.

Penjabat Direktur CDC Afrika, Ahmed Ogwell Ouma memperingatkan agar situasi pada awal upaya vaksinasi virus corona (Covid-19) global tidak terulang kembali.

Baca juga: Kasus Monkeypox Pertama Muncul di Argentina

Saat itu, negara-negara kaya menimbun dosis dengan mengorbankan negara miskin, terutama yang berada di kawasan Afrika.

"Kita seharusnya tidak memiliki situasi seperti vaksin Covid-19, di mana kita berakhir dengan Afrika yang tidak memiliki banyak stok vaksin. Saat vaksin cacar dilepaskan untuk mengatasi Monkeypox, itu harus dimulai di sini, di Afrika, di mana bebannya lebih besar, risikonya lebih tinggi, dan penyebaran geografisnya juga lebih luas," tegas Ouma, dalam konferensi pers terpisah.

Baca juga: Minimalkan Stigma dan Rasisme, WHO Pertimbangkan Ganti Nama Virus Monkeypox

Total kasus penyakit yang dikonfirmasi menyebar melalui kontak erat dan kali pertama ditemukan pada monyet telah mendekati angka 1.900 pada Rabu lalu.

WHO akan menyiapkan komite darurat pekan depan untuk menilai apakah wabah Monkeypox merupakan 'keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional'.

Sejauh ini, lebih dari 1.000 kasus Monkeypox telah dilaporkan kepada WHO dalam wabah saat ini di luar negara-negara Afrika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas