Gelombang Panas Landa Eropa di Saat Kekhawatiran Perubahan Iklim Meningkat
Bahkan kekeringan mengintai petani Italia saat gelombang panas membuat warga Eropa berburu tempat berteduh
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Spanyol telah menuju suhu awal musim panas terpanas dalam empat dekade pada Jumat lalu, sedangkan satu daerah di Prancis melarang digelarnya acara di luar ruangan.
Bahkan kekeringan mengintai petani Italia saat gelombang panas membuat warga Eropa berburu tempat berteduh dan mengkhawatirkan meningkatnya perubahan iklim.
Begitu buruknya gelombang panas di Eropa bahkan turut membuat event kelas atas Inggris yang biasa dihadiri para bangsawan, yakni Royal Ascot Racecourse harus mengalami perubahan protokol yang 'jarang terjadi'.
Karena para tamu kali ini diizinkan untuk melepaskan topi maupun jas dan blazer mereka.
Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez dalam sebuah acara di Madrid, mengimbau warganya untuk menghindari paparan sinar matahari kali ini.
"Hindari terlalu banyak terkena sinar matahari, hidrasi dan rawat yang paling rentan sehingga mereka tidak menderita serangan panas," kata Sanchez.
Baca juga: Akibat Gelombang Panas, Rusia Gagal Menyuplai Gas ke Eropa
Dikutip dari laman Euronews, Selasa (21/6/2022), suhu di Madrid dan Zaragoza diprediksi mencapai 40 hingga 42 derajat Celcius atau sekitar 104 hingga 108 Fahrenheit.
"Masing-masing terletak di Spanyol tengah dan timur," kata Badan Vuaca Nasional Spanyol (AEMET).
Ini mengindikasikan suhu kali ini akan menjadi level yang tidak pernah terjadi pada awal tahun sejak 1981 silam.
Sedangkan di wilayah Italia Utara berisiko kehilangan hingga setengah hasil pertanian mereka karena bencana kekeringan.
Hal itu karena saat air yang ada di danau dan sungai mulai menipis, maka ini tentu saja membahayakan irigasi untuk lahan pertanian.
Federasi perusahaan utilitas Italia, Utilitalia memperingatkan pada pekan ini bahwa sungai terpanjang di negara itu, Po, mengalami kekeringan terburuk selama 70 tahun, membuat banyak bagian dari jalur air utara yang luas benar-benar kering.
Gelombang panas juga menumpuk tekanan pada sistem energi, karena permintaan untuk penggunaan Air Conditioner (AC) berisiko mendorong harga lebih tinggi.