Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Transportasi di Inggris Lumpuh Total Imbas 40.000 Pegawai Kereta Lakukan Aksi Mogok Kerja

Aksi mogok kerja yang dilakukan 40.000 pegawai kereta api asal Inggris telah memicu lumpuhnya aktivitas transportasi masyarakat London

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Transportasi di Inggris Lumpuh Total Imbas 40.000 Pegawai Kereta Lakukan Aksi Mogok Kerja
IG southernrailuk
Ilustrasi kereta api di Inggris. Transportasi di Inggris Lumpuh Total Imbas 40.000 Pegawai Kereta Lakukan Aksi Mogok Kerja 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Aksi mogok kerja yang dilakukan 40.000 pegawai kereta api asal Inggris telah memicu lumpuhnya aktivitas transportasi masyarakat London pada Selasa (21/6/2022).

Hal ini terjadi lantaran sejumlah jaringan kereta api termasuk kereta bawah tanah London Underground terpaksa ditutup karena terdampak aksi pemogokan dari 40.000 staf kereta api termasuk petugas kebersihan, pemberi sinyal, pekerja pemeliharaan, hingga staf stasiun.

Mengutip dari Channel News Asia, aksi mogok kerja ini terjadi karena pemutusan hubungan kerja secara sepihak yang dilakukan perusahaan kereta api pada ribuan karyawannya.

Baca juga: Aksi Mogok Pengemudi Truk di Korea Selatan Berakhir, Sektor Industri Merugi Miliaran Dolar AS

Tak hanya itu saja adanya perselisihan upah juga menjadi faktor pendukung ribuan karyawan melakukan aksi mogok kerja massal.

Rendahnya upah dasar rata-rata yang ditetapkan perusahaan kereta di tengah melonjaknya inflasi Inggris menjadi pemicu para pekerja KA Inggris melakukan mogok kerja.

Sebelum para petugas KA menggelar aksi mogok, mereka sebelumnya telah mengajukan pembicaraan namun gagal mencapai penyelesaian.

"Anggota RMT memimpin jalan bagi semua pekerja di negara ini yang muak dan lelah karena gaji dan kondisi mereka dipotong oleh campuran keuntungan bisnis besar dan kebijakan pemerintah," Mick Lynch, sekretaris jenderal Kereta Api, Maritim dan Transportasi Pekerja (RMT).

Lonjakan inflasi di Inggris yang tembus di angka 10 persen tertinggi dalam 40 tahun, telah mengerek naiknya berbagai harga kebutuhan pokok seperti makanan dan bahan bakar.

Tekanan ekonomi inilah yang membuat para pegawai kereta Inggris menuntut hak mereka untuk mendapatkan kenaikan upah sebanyak 7 persen, demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Pertama Kali Dalam Sejarah, Karyawan Samsung Display Lakukan Aksi Mogok Kerja

“RMT mencari kenaikan gaji setidaknya 7 persen untuk para anggotanya, tetapi perusahaan Network Rail hanya menawarkan kenaikan upah sebanyak 2 persen, dengan 1 persen lainnya terkait dengan reformasi industri yang ditentang serikat pekerja,” tambah Lynch.

Rencananya aksi mogok kerja tersebut akan kembali digelar pada Kamis (23/6/2022), dan Sabtu (25/6/2022) mengingat hingga kini para karyawan dan perusahaan kereta api Inggris tak kunjung mencapai kesepakatan bersama.

"Negosiasi belum berkembang sejauh yang saya harapkan, jadi kita harus bersiap menghadapi pemogokan kereta api nasional yang tiada gunanya ini dan dampak merusak yang akan ditimbulkannya," ujar kepala eksekutif Network Rail, Andrew Haines.

Imbas dari aksi mogok kerja ini sejumah acara besar seperti festival musik Glastonbury gagal digelar serta aktivitas ujian nasional di sekolah-sekolah Inggris terancam terganggu. Ini merupakan perselisihan terbesar pada jaringan kereta api Inggris sejak tahun 1989 silam.

Mengantisipasi terjadinya dampak serupa pada aksi mogok yang akan dilakukan pekerja KA Inggris pada beberapa hari kedepan, nantinya pemerintah akan berupaya melakukan semua hal untuk meminimalisir gangguan massal, salah satunya dengan menyiapkan 20 persen layanan transportasi umum cadangan di tengah aksi mogok kerja.

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas