Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenaikan Harga Pangan Dorong Inflasi Inggris Sebesar 9,1 Persen

Tingkat inflasi utama Inggris pada bulan Mei lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Italia

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Kenaikan Harga Pangan Dorong Inflasi Inggris Sebesar 9,1 Persen
istimewa
Ilustrasi bahan pangan. Naiknya harga pangan mendorong inflasi sebesar 9,1 persen bagi konsumen di Inggris pada bulan lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Naiknya harga pangan mendorong inflasi sebesar 9,1 persen bagi konsumen di Inggris pada bulan lalu.

Dikutip dari Aljazeera, Jumat (24/6/2022) inflasi harga pangan ini merupakan yang tertinggi dari negara-negara kelompok 7 (G7).

Menurut Catatan sejarah dari Kantor Statistik Nasional, inflasi pada bulan Mei adalah yang tertinggi sejak Maret 1982.

Baca juga: Bank Sentral Brasil Targetkan Inflasi Sekitar 3,25 Persen pada 2023

Poundsterling, salah satu mata uang berkinerja terburuk terhadap dolar AS tahun ini, turun di bawah 1,22 dolar AS atau 0,6 persen.

Beberapa investor menilai Inggris berada pada risiko inflasi dan resesi yang terus meningkat, yang mencerminkan tagihan energi impornya yang besar, dan masalah Brexit yang berkelanjutan dapat merusak hubungan perdagangan dengan Uni Eropa.

"Dengan prospek ekonomi yang begitu tidak jelas, tidak ada yang tahu seberapa tinggi inflasi bisa terjadi, dan berapa lama akan terus membuat penilaian kebijakan fiskal dan moneter menjadi sangat sulit," kata Jack Leslie, ekonom senior di lembaga think-tank Resolution Foundation.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Resolution Foundation mengatakan pukulan biaya hidup untuk rumah tangga telah diperparah oleh Brexit yang membuat Inggris menjadi negara dengan ekonomi tertutup, dan impilkasi jangka panjang dapat merusak produktivitas serta upah.

Tingkat inflasi utama Inggris pada bulan Mei lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Italia. Sementara Jepang dan Kanada belum melaporkan data harga konsumen untuk bulan Mei.

Bank of England mengatakan, inflasi kemungkinan akan tetap di atas 9 persen selama beberapa bulan mendatang sebelum memuncak sedikit di atas 11 persen pada Oktober.

Baca juga: Filipina Didera Inflasi, Bank Sentralnya Ikuti Jejak The Fed Kerek Suku Bunga

“Pemerintah Inggris melakukan semua yang bisa dilakukan untuk memerangi lonjakan harga,” kata menteri keuangan Inggris, Rishi Sunak.

Sementara itu, harga makanan dan minuman non-alkohol naik sebesar 8,7 persen secara tahunan di bulan Mei, yang merupakan lompatan terbesar sejak Maret 2009 dan menjadikan kategori ini sebagai pendorong inflasi tahunan terbesar bulan lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas