Ini Kata Pengamat Mengapa Ibu Negara Iriana Jokowi Berani Ikut dalam Kunjungan ke Ukraina
Pakar Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan keamanan Jokowi pasti sudah dijamin.
Editor: Hasanudin Aco
“Sebenarnya exit strategy yang ditawarkan adalah momentum, pihak ketiga yang dianggap netral, kredibel, trustable (dapat dipercaya), dan itu meminta kedua belah pihak berhenti karena dampak yang luar biasa terhadap dunia dan termasuk juga pada rakyat mereka.”
Bukan hanya itu, Evi menilai, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga merugikan bagi negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin.
“Karena perang ini itu sebetulnya merugikan Rusia dan merugikan Ukraina tentu saja, yang untung hanya negara-negara barat penghasil senjata, itu yang untung saat ini,” katanya.
“Cuma untuk berhenti ini tidak mungkin, Rusia itu tidak punya exit strategy saat ini, itu apa alasannya dia berhenti, menang belum, masa berhenti di tengah jalan.”
Oleh karena itu, Evi mengatakan meskipun Jokowi dalam kehadirannya tidak mempunyai materiil untuk memaksa Rusia dan Ukraina menghentikan perang, tapi ia menunjukkan Indonesia mempunyai moral.
“Kita punya kekuatan moral untuk mengatakan this is momentum, momentum ini yang paling baik,” ucap Evi.
Selain itu, Evi menambahkan ada lagi yang bisa dimainkan Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Rusia. Yaitu soal keinginan Rusia untuk hadir di KTT G20 di Bali yang ditentang oleh negara-negara G7.
“Indonesia bisa menggunakan ini sebagai daya tawar, kalau Anda mau hadir, supaya nanti kondisi tidak memburuk menjelang summit ya harus berhenti sekarang,” kata Evi.
“Karena enggak mungkin Presiden Rusia hadir sementara prajuritnya berperang.”
Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com