Mengenal NATO, Aliansi Militer AS dan Eropa Barat untuk Cegah Ekspansi Komunis Uni Soviet
Mengenal NATO, aliansi militer AS dan Eropa Barat untuk cegah ekspansi komunis Uni Soviet setelah perang dunia 2. NATO mengemban misi perdamaian.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Para penandatangan Traktat Brussel lebih suka keanggotaan dalam aliansi dibatasi pada anggota dari traktat tersebut ditambah Amerika Serikat.
Para perunding AS merasa ada lebih banyak yang bisa diperoleh dari memperbesar perjanjian baru untuk memasukkan negara-negara Atlantik Utara, termasuk Kanada, Islandia, Denmark, Norwegia, Irlandia, dan Portugal.
Bersama-sama, negara-negara ini memegang wilayah yang membentuk jembatan antara pantai seberang Samudra Atlantik, yang akan memfasilitasi aksi militer jika diperlukan.
Baca juga: Korea Utara Tuduh Latihan Militer AS, Korsel, dan Jepang Bertujuan Jahat: Selangkah Menuju NATO Asia
Pengesahan NATO
Hasil dari negosiasi yang ekstensif ini adalah penandatanganan Perjanjian Atlantik Utara pada tahun 1949.
Dalam perjanjian ini, Amerika Serikat, Kanada, Belgia, Denmark, Prancis, Islandia, Italia, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, dan Inggris Raya setuju untuk mempertimbangkan serangan terhadap satu serangan terhadap semua, bersama dengan konsultasi tentang ancaman dan masalah pertahanan.
Pada tahun 1952, para anggota setuju untuk mengakui Yunani dan Turki ke NATO dan menambahkan Republik Federal Jerman pada tahun 1955.
Masuknya Jerman Barat menyebabkan Uni Soviet membalas dengan aliansi regionalnya sendiri.
Soviet membentuk Organisasi Perjanjian Warsawa (Pakta Warsawa) yang beranggotakan Soviet bersama negara-negara satelitnya di Eropa Timur.
Meskipun dibentuk sebagai tanggapan terhadap urgensi Perang Dingin yang berkembang, NATO telah bertahan setelah konflik itu berakhir.
Bahkan keanggotaan NATO meluas hingga mencakup beberapa negara bekas Soviet.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Anggota Nato