Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Kemajuan Rusia Sangat Lambat dalam Perang Ukraina, Terus Menghabiskan Senjata

Pengamat menilai kemajuan Rusia dalam perang melawan Ukraina sangat lambat. Bahkan, Rusia disebut hanya menghabiskan senjata saja.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
zoom-in Pengamat: Kemajuan Rusia Sangat Lambat dalam Perang Ukraina, Terus Menghabiskan Senjata
Mikhail Metzel / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin bersulang saat mengambil bagian dalam KTT BRICS XIV dalam format virtual melalui panggilan video, di Moskow pada 23 Juni 2022. Pengamat menilai kemajuan Rusia dalam perang melawan Ukraina sangat lambat. Bahkan, Rusia disebut hanya menghabiskan senjata saja. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat dari analis think tank RUSI yang berbasis di London, Inggris, Neil Melvin, menilai kemajuan Rusia dalam perang melawan Ukraina sangat lambat.

Pernyataan ini disampaikan Melvin usai Rusia berhasil merebut wilayah Luhanks di timur Ukraina.

“Saya pikir ini adalah kemenangan taktis bagi Rusia, tetapi dengan biaya yang sangat besar dalam konteks tujuan militer yang direncanakan ulang,” katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (5/7/2022).

Sementara itu, Rob Lee dari Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di AS menyebut perebutan Luhansk hanyalah tujuan yang sangat kecil dibanding tujuan awal Rusia yang ambisius.

Selain merebut Luhansk dan Donetsk, tujuan awal Rusia berperang adalah untuk menduduki pemerintahan atau setidaknya mengubah orientasi Ukraina, termasuk de-militerisasi.

"Jelas Rusia memiliki tujuan yang lebih ambisius ketika awal perang," ujar Lee.

Baca juga: Mengapa Serangan Rusia ke Ukraina Kian Agresif Setelah Kunjungan Jokowi? Ini Analisis Pengamat

Rusia yang telah mengubah taktik medan perangnya, menggunakan penembakan jarak jauh utnuk memaksa pasukan Ukraina mundur.

Berita Rekomendasi

Melvin menilai cara tersebut tak akan membantu Rusia meraih momentum.

Justru, katanya, Rusia mengalami kemajuan sangat lambat dan hanya menghabiskan senjata canggih mereka.

“Ini bukan cara untuk membangun momentum, mereka mengambil wilayah yang relatif kecil setiap hari dan dalam konteks perang modern, ini adalah kemajuan yang sangat lambat."

"Rusia membakar (menghabiskan) peralatan dan personel canggih mereka, jadi mereka membayar harga untuk ini," terang Melvin.

Rusia sendiri telah mengakui mereka kehabisan senjata dalam perang melawan Ukraina.

Kremlin diketahui membuat rancangan undang-undang (RUU) federal yang memungkinkan Rusia memperbaiki senjata dan peralatan secara cepat.

Pada Kamis (30/6/2022) malam, RUU itu diajukan ke Duma Negara mengenai "langkah-langkah ekonomi khusus" untuk "kontrateroris dan operasi lain" di luar Rusia.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas