Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Ingin Bantu Ukraina, Dua Tentara Jerman Rampok Pangkalan Militer Untuk Sabotase Jembatan Krimea

Penangkapan belasan orang terasuk dua tentara Bundeswehr Jerman mengungkap rencana sabotase yang akan dilakukan terhadap jembatan Krimea

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ingin Bantu Ukraina, Dua Tentara Jerman Rampok Pangkalan Militer Untuk Sabotase Jembatan Krimea
AFP/Alexander NEMENOVA
Sebuah kendaraan melewati jembatan Crimean Road And Rail sepanjang 19 km di atas Selat Kerch yang menghubungkan Rusia Selatan dengan Semenanjung Krimea.Jerman mengungkap rencana sabotase yang akan dilakukan terhadap jembatan Krimea di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM -- Penangkapan belasan orang terasuk dua tentara Bundeswehr Jerman mengungkap rencana sabotase yang akan dilakukan terhadap jembatan Krimea-Rusia.

Sebanyak 12 orang di negara bagian Schleswig-Holstein di Jerman utara ditangkap setelah terlibat dalam serangkaian perampokan di pangkalan militer di Jerman.

Para penjahat itu ingin menggunakan bahan peledak yang dicuri untuk menghancurkan jembatan antara Krimea dan daratan Rusia sepanjang 19 kilometer.

"Serangkaian perampokan, penyelidikan panjang, rencana gila: Bagaimana tentara Jerman ingin campur tangan dalam perang Ukraina," kata mingguan Stern yang berbasis di Hamburg dalam berita utama yang dikutip oleh Russian Today.

Baca juga: Putin Tegaskan, Pembicaraan Damai dengan Ukraina dan Barat Bakal Semakin Sulit

Cerita, yang dikumpulkan dari laporan polisi, merinci penyelidikan atas jaringan pencurian yang melibatkan total empat tentara Bundeswehr dan delapan tersangka lainnya yang ditangkap polisi di Kiel.

Penangkapan itu sebenarnya terjadi pada 22 Mei, dengan sedikit atau tanpa perhatian media, karena penyelidikan difokuskan pada pembobolan fasilitas militer dan pencurian senjata, bahan peledak, dan amunisi lainnya untuk dijual kembali di pasar gelap.

Plot rencana sabotase jembatan ditemukan secara tidak sengaja, ketika polisi memantau percakapan telepon para tersangka, menurut majalah itu.

Berita Rekomendasi

Selama panggilan telepon, kedua pria tersebut membahas jenis dan jumlah bahan yang mereka perlukan untuk menghancurkan jembatan sepanjang 19 kilometer antara Krimea dan semenanjung Taman, sebagai cara untuk membantu Ukraina dalam konflik dengan Rusia.

Tepat sebelum mereka ditangkap, para konspirator telah mencoba untuk mencuri peralatan menyelam dari fasilitas angkatan laut Eckernfoerde dekat Kiel.

Seorang prajurit Rusia berpatroli di sebelah monumen ahli metalurgi dengan bendera Rusia di atasnya, di pintu masuk Mariupol pada 12 Juni 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Seorang prajurit Rusia berpatroli di sebelah monumen ahli metalurgi dengan bendera Rusia di atasnya, di pintu masuk Mariupol pada 12 Juni 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. (Yuri KADOBNOV / AFP)

Polisi mengatakan mereka telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Ukraina beberapa hari kemudian. Amunisi, senjata dan bahan peledak ditemukan di rumah kedua tentara tersebut.

Stern mengatakan barang curian itu sebagian dimaksudkan untuk dijual kembali dan sebagian untuk penggunaan pribadi – termasuk plot Krimea.

Kelompok itu diduga mulai beroperasi musim panas lalu, dan masuk ke barak di Alt Duvenstedt dan fasilitas angkatan laut di Eckernfoerde pada awal 2022, sebelum permusuhan di Ukraina meningkat.

Krimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia pada Maret 2014, menyusul kudeta yang didukung AS di Kiev.

Jembatan ini dibangun untuk menghubungkan semenanjung ke daratan Rusia, dengan pembukaan bagian jalan pada 2018 dan segmen rel pada 2020.

Meskipun pasukan Rusia menjalin hubungan darat dengan Krimea pada awal konflik dengan mengambil sebagian besar Wilayah Kherson dan Zaporozhye, pemerintah di Kiev tetap bertekad untuk menghancurkan jembatan tersebut.

“Jika ada kesempatan untuk melakukan ini, kami pasti akan melakukannya,” kata Alexey Danilov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, dalam sebuah wawancara April.

Jenderal Ukraina Dmitry Marchenko mengatakan kepada media pemerintah AS bulan lalu bahwa Kiev masih ingin meledakkan jembatan itu, tetapi sedang menunggu Barat untuk mengirimkan jenis senjata yang tepat.

Alexey Arestovich, ajudan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan pekan lalu bahwa rencana untuk mengejar jembatan itu benar-benar masih berjalan.

Pada hari Kamis, mantan komandan NATO di Eropa dan pensiunan jenderal Angkatan Udara AS Philip Breedlove mengatakan kepada Times bahwa Ukraina harus menargetkan jembatan dengan rudal anti-kapal Harpoon yang baru-baru ini dikirimkan oleh Pentagon.

Fakta Tentang Krimea

Pulau Krimea (dieja Krim) terletak di sebelah timur Ukraina di antara Laut Hitam dan Laut Azov.

Krimea memiliki 2 juta penduduk, di mana sekitar 60 persennya berbicara bahasa Rusia dan menganggap diri mereka orang Rusia. Pulau ini juga satu-satunya wilayah di Ukraina yang mayoritas berbahasa Rusia dan memiliki jumlah penutur bahasa Rusia terbanyak.

Baca juga: Presiden Ukraina Zelenskyy: Artileri Barat Efektif Lawan Serangan Rusia

Krimea memiliki Luas 10.400 mil persegi sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman, kemudian direbut oleh Kekaisaran Rusia pada 19 April 1783, pada masa pemerintahan Catherine yang Agung.

Pada 1954 wilayah Krimea menjadi bagian dari Ukraina setelah Perdana Menteri Rusia saat itu, Nikita Khrushchev memberikan pulau itu ke Republik Soviet Ukraina untuk memperingati 300 tahun bersejarah atas bersatunya Ukraina dengan Tsar Rusia.

Setelah Uni Sovyet bubar, Ukraina pun menjadi negara sendiri denga Krimea sebagai dari bagiannya. Namun Rusia melakukan aneksasi atau mencaplok pulau tersebut pada 2014. Aksi Rusia tersebut dikecam oleh internasional.

Lokasi Krimea memang sangat strategis dan pelabuhannya pun memiliki akses cepat ke Mediterania, Balkan dan Timur Tengah yang telah dicari oleh sebagian besar kerajaan masa lalu termasuk Romawi, Ottoman, Rusia, Inggris dan Prancis serta Nazi Jerman.

Sementara nilai ekonomis dari Krimea pun menjadi perhitungan Rusia untuk memilikinya karena di pulau ini pertanian seperti gandum dan jagung tumbuh subur yang jadi salah satu pasokan pangan Rusia.

Selain pangan, Krimea memiliki cadangan migas lepas panta yang besar dan ini memperkuat posisi Rusia sebagai salah satu produsen energi utama dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas