Militer Belarus Menolak Dikirim ke Ukraina, Ingatkan Presiden Lukashenko soal Negara Terbuang
Militer Belarusia meminta Presiden Alexander Lukashenko tidak mengirim pasukan ke Ukraina dan ingatkan ancaman jadi buangan internasional.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mendapat kecaman dari pejabat militernya yang menentang perang Rusia di Ukraina.
Diketahui, Alexander Lukashenko merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.
Perwira senior dari Brigade Kelima Pasukan Khusus memperingatkan Presiden Lukashenko, dalam sebuah surat terbuka.
Dilansir Newsweek, para petinggi militer Belarusia memperingatkan Lukashenko agar tidak mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.
Menurut mereka, keputusan itu tidak lain adalah "murni bunuh diri".
"Dengan memasuki perang melawan Ukraina, Belarus akan diusir dari komunitas negara-negara beradab dan akan menjadi orang buangan internasional selama bertahun-tahun yang akan datang," tulis para perwira militer.
Baca juga: Bakal Terjadi Perang Dahsyat, Ukraina Minta Warganya Tinggalkan Wilayah Selatan yang Dikuasai Rusia
Sebelum invasi, Belarus mengizinkan militer Rusia untuk melakukan latihan skala besar di wilayahnya.
Di bulan Mei, Belarus meluncurkan latihan militer skala besar untuk menguji kesiapan tempur para tentaranya.
Namun dalam surat itu, sejumlah anggota militer Belarusia mengecam invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina.
"Pendudukan Rusia atas wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, yang merupakan teman negara kita, dan upayanya untuk menarik Belarus ke dalam perang yang benar-benar tidak beralasan melawan negara berdaulat hanya dapat dilihat sebagai penghancuran kedaulatan Belarus," bunyi surat itu.
"Saat ini para perwira dari brigade kelima Pasukan Khusus telah mengamati pelanggaran paling serius dari Klausul Satu Konstitusi Belarus oleh kepemimpinan politik tertinggi Rusia. Menurut Klausul ini, Republik Belarus mempertahankan supremasi dan otoritas penuh pada wilayahnya sendiri. Ia juga menikmati kemerdekaan atas politik internal dan luar negerinya."
Menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh Chatham House, publik Belarusia tidak mendukung perang di Ukraina.
Dari survei itu, didapatkan bahwa pada bulan Juni hanya 23 persen orang yang mendukung Rusia, menurun dari 28 persen pada bulan Maret.
Hanya 5 persen publik yang setuju bahwa tentara Belarusia harus membantu Rusia dalam perang, ungkap Rygor Astapenya, direktur Inisiatif Belarusia Chatham House.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.