Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Militer Belarus Menolak Dikirim ke Ukraina, Ingatkan Presiden Lukashenko soal Negara Terbuang

Militer Belarusia meminta Presiden Alexander Lukashenko tidak mengirim pasukan ke Ukraina dan ingatkan ancaman jadi buangan internasional.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Militer Belarus Menolak Dikirim ke Ukraina, Ingatkan Presiden Lukashenko soal Negara Terbuang
ITV
Presiden Belarus Alexander Lukashenko - Militer Belarusia meminta Presiden Alexander Lukashenko tidak mengirim pasukan ke Ukraina dan ingatkan ancaman jadi buangan internasional. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mendapat kecaman dari pejabat militernya yang menentang perang Rusia di Ukraina.

Diketahui, Alexander Lukashenko merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Perwira senior dari Brigade Kelima Pasukan Khusus memperingatkan Presiden Lukashenko, dalam sebuah surat terbuka.

Dilansir Newsweek, para petinggi militer Belarusia memperingatkan Lukashenko agar tidak mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina. 

Menurut mereka, keputusan itu tidak lain adalah "murni bunuh diri".

"Dengan memasuki perang melawan Ukraina, Belarus akan diusir dari komunitas negara-negara beradab dan akan menjadi orang buangan internasional selama bertahun-tahun yang akan datang," tulis para perwira militer.

Baca juga: Bakal Terjadi Perang Dahsyat, Ukraina Minta Warganya Tinggalkan Wilayah Selatan yang Dikuasai Rusia

Sebelum invasi, Belarus mengizinkan militer Rusia untuk melakukan latihan skala besar di wilayahnya.

BERITA TERKAIT

Di bulan Mei, Belarus meluncurkan latihan militer skala besar untuk menguji kesiapan tempur para tentaranya.

Namun dalam surat itu, sejumlah anggota militer Belarusia mengecam invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina.

"Pendudukan Rusia atas wilayah Ukraina yang diakui secara internasional, yang merupakan teman negara kita, dan upayanya untuk menarik Belarus ke dalam perang yang benar-benar tidak beralasan melawan negara berdaulat hanya dapat dilihat sebagai penghancuran kedaulatan Belarus," bunyi surat itu.

"Saat ini para perwira dari brigade kelima Pasukan Khusus telah mengamati pelanggaran paling serius dari Klausul Satu Konstitusi Belarus oleh kepemimpinan politik tertinggi Rusia. Menurut Klausul ini, Republik Belarus mempertahankan supremasi dan otoritas penuh pada wilayahnya sendiri. Ia juga menikmati kemerdekaan atas politik internal dan luar negerinya."

Menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh Chatham House, publik Belarusia tidak mendukung perang di Ukraina.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin (kiri) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kanan) berfoto bersama pada hari Kamis. Lukashenko mengklaim bahwa pasukan keamanannya telah mencegat panggilan Jerman yang menunjukkan bahwa keracunan musuh Kremlin Alexei Navalny telah dipalsukan.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin (kiri) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kanan) berfoto bersama pada hari Kamis. Lukashenko mengklaim bahwa pasukan keamanannya telah mencegat panggilan Jerman yang menunjukkan bahwa keracunan musuh Kremlin Alexei Navalny telah dipalsukan. (Sputnik/AFP via Getty Images)

Dari survei itu, didapatkan bahwa pada bulan Juni hanya 23 persen orang yang mendukung Rusia, menurun dari 28 persen pada bulan Maret.

Hanya 5 persen publik yang setuju bahwa tentara Belarusia harus membantu Rusia dalam perang, ungkap Rygor Astapenya, direktur Inisiatif Belarusia Chatham House.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas