Militer Belarus Menolak Dikirim ke Ukraina, Ingatkan Presiden Lukashenko soal Negara Terbuang
Militer Belarusia meminta Presiden Alexander Lukashenko tidak mengirim pasukan ke Ukraina dan ingatkan ancaman jadi buangan internasional.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Awal bulan ini, Lukashenko memperingatkan negara-negara bekas Uni Soviet agar tidak menjauh dari Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Dalam forum bilateral di Belarusia awal Juli lalu, Putin menekankan bahwa sanksi dari Barat "mendorong Rusia dan Belarusia untuk mempercepat proses penyatuan."
Rusia Luncurkan Roket ke Kharkiv
Rusia membombardir wilayah sekitar Kharkiv kota terbesar kedua di Ukraina, menggunakan artileri, roket, dan tank.
Kota-kota di Ukraina timur turut menjadi sasaran tembak.
Staf Umum Ukraina pada Senin (11/7/2022) mengatakan, sebuah serangan fatal menewaskan 15 orang di sebuah gedung apartemen.
Dilansir Reuters, roket menghantam gedung apartemen lima lantai di kota timur Chasiv Yar pada Sabtu malam, menewaskan 15 orang dan menyebabkan dua lusin orang terperangkap di reruntuhan.
Kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, mengatakan insiden itu adalah "serangan teroris" dan bahwa Rusia harus ditetapkan sebagai negara sponsor terorisme.
Moskow terus menyangkal menargetkan warga sipil, namun kota dan desa-desa Ukraina berubah menjadi reruntuhan setelah penembakan Rusia.
Ini memaksa militer hingga warga sipil berlindung di ruang bawah tanah.
Pada hari Minggu kemarin, regu penyelamat di Chasiv Yar menggunakan derek untuk mengangkat lempengan beton dan menggali puing-puing dengan tangan kosong.
Warga yang selamat, berbondong-bondong mengambil barang berharga yang masih bisa diselamatkan.
Baca juga: Upayakan Perdamaian Ukraina, Presiden Jokowi Terima Pujian dari China
Baca juga: Kisah Pemuda Rusia Tinggalkan Negara, Takut Jalani Tugas Militer Sejak Invasi Moskow ke Ukraina
Militer Ukraina mengatakan pada Senin ini, bahwa pasukan Rusia telah meluncurkan rentetan pemboman di timur sebagai usaha untuk menguasai jantung industri Donbas.
Kremlin sebelumnya telah mendeklarasikan kemenangan di Provinsi Luhansk di Donbas.
Pasukan Rusia kini mengalihkan fokusnya untuk menguasai provinsi tetangga, yakni Donetsk.
Diketahui, wilayah Luhansk dan Donetsk secara kolektif disebut Donbas.
Putin telah berjanji menyerahkan kendali Donbas kepada separatis pro-Rusia yang telah mendeklarasikan kemerdekaan dari Kyiv.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.