Pengakuan Terbaru Rekan Kerja Tetsuya Yamagami, Si Pendiam yang Tembak Mati Eks PM Jepang Shinzo Abe
Seorang mantan rekan kerjanya di pabrik Prefektur Kyoto menggambarkan Yamagami sebagai orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh.
Editor: Hasanudin Aco
Selama enam bulan pertama, Yamagami tidak memiliki masalah di kantor.
Namun retakan mulai muncul ketika dia dianggap mengabaikan praktik kerja secara bertahap dan membuatnya diperingatkan oleh rekan kerja.
Awal tahun ini, sebuah perusahaan transportasi mendesaknya untuk mematuhi prosedur standar mereka dalam menggunakan bahan bantalan untuk melindungi barang yang dibawa, tetapi Yamagami dilaporkan berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan cara dia melakukannya.
Perusahaan kemudian mengajukan permintaan untuk pemindahannya dari peran tersebut.
Staf lama juga mengkritik cara kerjanya, yang terkadang ditanggapi oleh Yamagami secara konfrontatif.
Meskipun sebelumnya tidak ada masalah dengan ketepatan waktu atau kehadiran, ia mulai mengambil cuti tanpa izin mulai bulan Maret dan mengeluhkan “masalah jantung” serta masalah fisik lainnya.
Dia menggunakan semua cuti dan pekerjaannya berakhir pada 15 Mei.
Kurang dari dua bulan kemudian, Yamagami, yang sebelumnya bertugas selama sekitar tiga tahun di Pasukan Bela Diri Maritim, ditangkap atas pembunuhan perdana menteri terlama di Jepang.
Berbicara kepada media, mantan rekannya hampir tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dan mengutuk tindakan Yamagami.
“Ada masalah di tempat kerja atas apa yang dia lakukan, tetapi tidak pernah sekalipun itu berubah menjadi kekerasan. Dia sepertinya bukan tipe orang yang melakukan hal besar seperti ini," katanya.
Karyawan perusahaan pengirim yang awalnya mewawancarai Yamagami kemudian menyampaikan berita bahwa pekerjaannya diberhentikan.
Karyawan tersebut menggambarkan tersangka sebagai seseorang yang tidak banyak bicara dan memiliki perasaan yang sedikit muram. Tapi selebihnya, tidak ada yang terlihat aneh atau mencurigakan dari perilakunya.
Motif Pembunuhan
Motif pembunuhan eks Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Prefektur Nara, Jumat (8/7/2022) lalu terungkap.