Amerika Tuding Iran Bersiap Kirim Ratusan Drone Canggih untuk Rusia
Amerika Serikat mengungkap bahwa Iran bersiap memasok ratusan drone canggih kepada Rusia, termasuk model terbaru yang mampu tembakkan rudal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat menuding Iran berencana memasok ratusan pesawat tak berawak atau drone canggih kepada Rusia.
Gedung Putih mengatakan, salah satu drone yang dikirim Iran kepada Rusia adalah model terbaru yang mampu menembakkan rudal.
Rencana pengiriman pesawat udara tak berawak atau UAV ini diungkap Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.
Dalam beriefing pada Senin (11/7/2022), Sullivan mengatakan pasokan senjata dari Iran dapat membantu Rusia menghancurkan persenjataan Barat yang ada di Ukraina.
Dilansir Washington Post, Sullivan menyebut Teheran juga bersiap untuk melatih militer Rusia untuk menggunakan senjata buatannya.
Sesi pelatihan itu, kata Sullivan, akan dimulai pada bulan ini.
Baca juga: PROFIL Alina Kabaeva, Dikabarkan Hamil Anak Kelima Putin, Namun Presiden Rusia Disebut Tak Senang
"Informasi kami menunjukkan bahwa pemerintah Iran sedang bersiap untuk menyediakan Rusia hingga beberapa ratus UAV, termasuk UAV berkemampuan senjata dalam waktu yang dipercepat," kata Sullivan kepada wartawan di ruang pengarahan Gedung Putih.
"Tidak jelas apakah Iran telah mengirimkan salah satu dari UAV ini ke Rusia."
"Tetapi ini hanyalah salah satu contoh bagaimana Rusia melihat kemampuan negara-negara seperti Iran," pungkasnya.
Seorang juru bicara di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan kepada CNN bahwa informasi yang dijelaskan Sullivan didasarkan informasi intelijen terbaru yang dirahasiakan.
Menurut Sullivan, kabar ini menandakan bahwa Rusia menderita kerugian besar dari segi persenjataan selama perang di Ukraina beberapa pekan terakhir.
Kabar ini muncul sehari sebelum Presiden AS Joe Biden memulai tur ke Timur Tengah, pertama kalinya sejak menjabat.
Biden dijadwalkan akan bertemu pemimpin Israel dan Arab Saudi.
Program nuklir Iran serta pergerakannya di kawasan diperkirakan akan jadi topik diskusi Biden selama kunjungannya.