Australia Hadapi Tekanan Untuk Bayar Kompensasi Bagi Pekerja yang Terinfeksi Covid-19
Pemerintah Australia menghadapi tekanan untuk membayar kompensasi bagi pekerja lepas yang terpaksa diisolasi karena Covid-19.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY – Pemerintah Australia menghadapi tekanan untuk membayar kompensasi bagi pekerja lepas yang terpaksa diisolasi karena Covid-19.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese kemudian berencana untuk mengadakan pertemuan singkat dengan para pemimpin federal dan negara bagian untuk membahas hal tersebut.
“Saya sudah mengatakan kepada para pemimpin federal dan negara bagian, bahwa Senin (18/7) kita akan melakukan pertemuan.’ kata Albanese kepada wartawan di Fiji, setelah menghadiri pertemuan para pemimpin Pasifik.
Baca juga: PM Australia Anthony Albanese Kunjungi Pabrik Terigu Eastern Pearl di Makassar
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (15/7/2022) lonjakan kasus baru yang dipicu oleh subvarian BA.4 dan BA.5 telah membuat sistem kesehatan Australia meningkatkan kewaspadaan.
Albanese mengatakan, pembayaran kompensasi karantina senilai 750 dolar Australia untuk pekerja lepas akan dibayarkan dalam beberapa hari mendatang.
"Kami mewarisi keputusan ini, tetapi kami juga mewarisi satu triliun dolar sebagai utang. Dan itu adalah sesuatu yang bukan tanggung jawab kami," kata Albanese
Hingga akhir tahun lalu, pemerintah Australia telah menghabiskan dana hampir 13 miliar dolar Australia untuk memberikan kompensasi kepada 2,4 juta karyawan.
Baca juga: PM Australia Anthony Albanese Tegaskan Komitmennya Menjalin Kerja Sama dengan Indonesia
Sebelumnya, Australia telah mulai menerapkan kebijakan “hidup dengan virus” pada awal tahun ini, setelah mengurangi pembatasan jarak sosial yang ketat dan menghentikan penguncian wilayah.
Sejak pandemi dimulai, Australia telah melaporkan sekitar 8,7 juta kasus dan 10.549 kematian, jauh lebih rendah jika dibandingkan negara lain.