Gejolak di Eropa, Setelah PM Inggris Mundur, Giliran PM Italia Berencana Mundur dari Jabatannya
Selain karena ancaman krisis ekonomi, pemimpin negara di daratan Eropa mulai mendapatkan mosi tidak percaya dari rakyat dan parlemen.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Eropa tengah dilanda gejolak politik.
Selain karena ancaman krisis ekonomi, pemimpin negara di daratan Eropa mulai mendapatkan mosi tidak percaya dari rakyat dan parlemen.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengundurkan diri karena mosi tidak percaya parlemen.
Kini giliran Italia yang mengalami kejadian hampir sama.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi berupaya mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (14/7/2022) waktu setempat.
Hal itu dilakukan Draghi setelah partner koalisi pendukungnya, Partai Lima Bintang menarik dukungan dengan mosi tak percaya.
Baca juga: Gantikan Boris Johnson, 8 Kandidat Bersaing dalam Pencalonan Perdana Menteri Inggris
Draghi memimpin pemerintahan bersatu sejak Februari 2021.
Namun usaha Mario Draghi tersebut ditolak oleh Presiden Italia Sergio Mattarella.
Draghi mengumumkan niatnya untuk mundur setelah selamat dari mosi tidak percaya tetapi kehilangan dukungan dari mitra koalisi terbesarnya.
Draghi bertemu dengan Mattarella setelah mosi tidak percaya di Senat Italia pada sore hari.
Dia selamat berkat menang dengan pemungutan suara dengan 172-39.
Namun pemungutan suara diboikot oleh Gerakan Bintang Lima, mitra terbesar dalam pemerintahan koalisi luas Draghi.
Setelah sebelumnya menyatakan bahwa dia tidak akan tetap berkuasa tanpa dukungan dari populis Bintang Lima, Draghi mengatakan bahwa dia akan mundur karena kondisi untuk memerintah “tidak ada lagi.”
Namun, Mattarella memiliki kekuatan untuk menerima atau menolak pengunduran diri perdana menteri dan dia memilih opsi terakhir.