Iran Sesumbar Mampu Buat Bom Nuklir saat AS dan Israel Ingin Membatasinya
Pejabat Iran sesumbar bahwa negaranya mampu membuat bom nuklir dalam peringatan terbarunya kepada Barat.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Garis besar kesepakatan perjanjian nuklir yang kembali dihidupkan itu pada dasarnya disepakati pada Maret lalu.
Tetapi pembicaraan gagal karena sejumlah faktor, termasuk permintaan Teheran bahwa Washington harus menjamin tidak ada presiden AS yang akan meninggalkan kesepakatan itu, seperti yang dilakukan Trump.
Biden tidak bisa menjanjikan ini karena kesepakatan nuklir adalah pemahaman politik yang tidak mengikat, bukan perjanjian yang mengikat secara hukum.
Perjanjian AS-Israel
Ancaman Iran kepada Barat ini terjadi setelah Biden bersumpah akan menggunakan semua kekuatan untuk menghentikan Iran mendapat senjata nuklir.
Ini diungkapkannya dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Yair Lapid pekan lalu.
Janji ini menggemakan sumpah Biden setahun sebelumnya kepada mantan pemimpin Israel Reuven Rivlin.
Baca juga: Iran Masukkan 61 Orang AS dalam Daftar Hitam karena Dukung Organisasi Teroris
Baca juga: Iran Tuduh AS Hasut Ketegangan di Timur Tengah Lewat Iranophobia
Israel, yang tidak diakui Iran, mengancam akan menyerang situs nuklir Iran jika diplomasi gagal menahan ambisi nuklir Teheran.
Kharrazi mengatakan Iran tidak akan pernah merundingkan program rudal balistik dan kebijakan regionalnya, seperti yang diminta oleh Barat dan sekutunya di Timur Tengah.
"Setiap penargetan keamanan kami dari negara-negara tetangga akan ditanggapi langsung dengan negara-negara ini dan Israel," ujarnya.
Israel pun telah memperingatkan Barat bahwa Iran sangat dekat untuk mendapatkan bom nuklir.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)