Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berbicara di Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Ancam Putus Pasokan Gas ke Eropa

Putin menyatakan jumlah gas yang dipompa melalui pipa Nord Stream Rusia ke Jerman akan turun lebih jauh.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Berbicara di Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Ancam Putus Pasokan Gas ke Eropa
DW.com
Presiden Rusia Vladimir Putin ancam hentikan pasokan gas ke Eropa. 

TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Dalam kunjungannya ke Iran,  Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kemungkinan akan kembali mengurangi  aliran gas Rusia ke pelanggan Eropa.

Putin menuduh kebijakan yang dia ambil itu karena kesalahan Barat (Amerika Cs).

Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (19/7/2022), Putin semakin meningkatkan tekanan pada Uni Eropa di tengah kekhawatiran Rusia bisa memotong pasokan gas.

Jika itu terjadi maka malapetaka ekonomi dan politik akan melanda Eropa pada musim dingin.

Sebab pada musim dingin ini kebutuhan akan gas sangat besar.

Pada Rabu (20/7/2022), Uni Eropa akan menguraikan rencana darurat untuk mengurangi permintaan gas dalam beberapa bulan ke depan.

Baca juga: Rudal Jelajah Rusia Hantam Kota Pelabuhan Odesa saat Putin Berada di Teheran

Berbicara kepada wartawan Rusia di Teheran, Iran, Putin menyatakan jumlah gas yang dipompa melalui pipa Nord Stream Rusia ke Jerman akan turun lebih jauh.

BERITA REKOMENDASI

Dari 60 juta menjadi sekitar 30 juta meter kubik per hari atau sekitar seperlima dari kapasitasnya, jika turbin tidak segera diganti.

Menurut Putin, ada lima unit pompa gas yang dioperasikan oleh Siemens Energy di Nord Stream 1.

Sementara satu unit lagi rusak karena "lapisan dalam runtuh".

Nord Stream 1, yang mengalir di dasar Laut Baltik ke Jerman, telah menjadi fokus sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang Moskow gambarkan sebagai "operasi militer khusus".

Gazprom, raksasa gas Rusia, mengurangi pengiriman gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman sebesar 60 persen bulan lalu dengan alasan masalah teknis setelah turbin yang dikirim Siemens ke Kanada untuk perbaikan tidak dapat dikembalikan karena sanksi.

Putin menambahkan Rusia bisa meluncurkan pipa Nord Stream 2 yang baru saja selesai, yang belum pernah beroperasi.

Tapi dia menegaskan pipa Nord Stream 2 hanya akan memiliki setengah dari kapasitas karena sisanya telah Rusia gunakan untuk kebutuhan domestik.

Seperti diketahui,  Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan ke Teheran, Iran pada Selasa (19/7/2022) waktu setempat.

Ini merupakan kunjungan kedua Putin di luar Rusia sejak dimulainya perang Ukraina.

Dalam kunjungan ini, Putin  mengadakan pembicaraan bersama Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pembicaraan diantaranya membahas perang Rusia dengan Ukraina dengan soal kebutuhan gandum negara itu akibat dampak perang.

Gara-gara Perang Rusia dengan Ukraina

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perang Rusia-Ukraina menjadi sumber krisis energi dan pangan dunia sehingga memperburuk ekonomi global setelah dua tahun dihantam pandemi Covid-19.

Kini dunia sedang dihadapkan pada krisis energi dan pangan.

Ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina sangat berpengaruh pada ekonomi global, sebab keduanya memiliki peran strategis dalam rantai pasok perdagangan internasional.

Ia menyebutkan, Rusia merupakan eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia, sementara Ukraina merupakan eksportir minyak biji bunga matahari terbesar di dunia.

"Ketegangan perang kedua negara telah berdampak siginifkan pada global. Dampak yang paling terasa adalah krisis energi, pangan, dan juga inflasi," ujarnya dalam G20 Susitainable Finance For Climate Tranition di Bali, Kamis (14/7/2022) pekan lalu.

Sri Mulyani mengakui dampak gejolak ekonomi global juga dirasakan Indonesia yakni terjadinya kenaikan harga pada komoditas batu bara dan minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

Hal ini berdampak pada anggaran belanja negara sebab alokasi subsidi dan kompensasi menjadi meningkat.

"Ini sangat mempengaruhi anggaran kami, mengingat anggaran kami menanggung beban subsidi dan kompensasi untuk bahan bakar," kata dia.

Meski demikian, ia memastikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mengoptimalkan berbagai kebijakannya untuk mencari keseimbangan dalam mengelola tekanan ekonomi akibat perang Rusia dan Ukraina, serta memastikan untuk terus mendukung proses pemulihan.

Di sisi lain, Sri Mulyani juga mengajak pada negara anggota G20 untuk terlibat dalam pembahasan mengenai gejolak ekonomi global, yang telah menyebabkan lonjakan inflasi di banyak negara.

"Kami juga akan mengajak para pimpinan banyak negara untuk sama-sama menghadapi tantangan inflasi. Ini akan jadi diskusi penting dalam pertemuan G20 yang dimulai besok," ucapnya.

Sumber: TASS/Kontan.co.id/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas