Rusia Disebut Siap Caplok Lebih Banyak Wilayah Ukraina, AS: Perampasan Tanah Ilegal
Amerika Serikat mengatakan Rusia berencana mencaplok lebih banyak wilayah Ukraina dan menyebut langkah itu sebagai perampasan tanah ilegal.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat mengatakan Rusia berencana mencaplok lebih banyak wilayah Ukraina menggunakan "buku pedoman" yang mirip dengan pengambilalihan Krimea pada tahun 2014.
Rusia berencana untuk mengklaim sebagian besar Ukraina sebagai miliknya sebagai bagian dari apa yang disebut Gedung Putih sebagai "perampasan tanah ilegal".
Menurut data intelijen AS, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, memperingatkan bahwa Kremlin berencana untuk mengklaim wilayah Ukraina di sekitar Kherson, Zaporizhzhia, dan seluruh Donbas adalah milik Rusia.
“Rusia mulai meluncurkan versi dari apa yang bisa Anda sebut sebagai buku pedoman pencaplokan,” kata Kirby selama konferensi pers Gedung Putih hari Selasa (18/7/2022), seperti dilansir New York Post.
“Rusia memasang pejabat proksi tidak sah di wilayah Ukraina yang berada di bawah kendalinya.”
Baca juga: Menlu Ukraina: Kiev Siap Bicara Dengan Rusia Hanya Jika Kalah di Medan Perang
Kirby menyamakan aktivitas Rusia dengan yang terjadi sebelum Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014.
“Pertama, pejabat proksi ini akan mengatur referendum palsu untuk bergabung dengan Rusia,” katanya.
“Kemudian Rusia akan menggunakan referendum palsu itu sebagai dasar untuk mencoba mengklaim pencaplokan wilayah Ukraina yang berdaulat.”
Meskipun kekuatan barat dan otoritas Ukraina secara terbuka berspekulasi bahwa Rusia mungkin mencoba untuk mencaplok bagian dari Ukraina - dan Putin telah secara terbuka menyatakan wilayah yang diduduki menjadi Rusia - Kirby mengatakan intelijen menunjukkan bahwa upaya pencaplokan Kremlin menjadi lebih terpadu dan strategis dari sebelumnya.
Pekan lalu, seorang pejabat pendudukan di Zaporizhzhia mengatakan referendum dapat diadakan dalam beberapa bulan ke depan.
Kirby mengatakan bahwa Rusia mendirikan bank-bank Rusia di seluruh wilayah pendudukan untuk menetapkan penggunaan rubel di sana, memutus akses ke internet Ukraina, memaksa Ukraina untuk mengajukan kewarganegaraan Rusia dan mengeluarkan paspor Rusia.
Di Kherson, wilayah selatan yang berbatasan dengan Krimea, Kirby mengatakan pasukan Rusia telah menguasai menara siaran dan membentuk pasukan keamanan yang setia kepada Moskow.
“Aneksasi dengan kekerasan akan menjadi pelanggaran berat terhadap piagam PBB, dan kami tidak akan membiarkannya tanpa tantangan atau tanpa hukuman,” kata Kirby.
Baca juga: Rusia Sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Dikelilingi Banyak Pengkhianat
“Setiap upaya palsu untuk melegitimasi perampasan tanah ilegal hanya akan memperburuk keadaan bagi Rusia,” tambahnya.