Warga Australia Diimbau WFH saat Kasus Covid-19 Hampir Runtuhkan Sistem Kesehatan
Warga Australia diimbau untuk WFH dan memakai masker selama beraktivitas dalam ruangan, ketika negara itu menghadapi gelombang ketiga virus corona.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Warga Australia didesak untuk work from home (WHF) dan memakai masker saat beraktivitas dalam ruangan, mengingat rumah sakit di negara itu mulai dibanjiri pasien Covid-19.
Infeksi virus corona di Australia tengah menghadapi glombang ketiga virus corona, didorong oleh subvarian BA.4 dan BA.5 Omicron.
Awal bulan ini Australia memperluas akses vaksin booster kedua untuk menangani lonjakan kasus.
Dilansir Al Jazeera, pemerintah mencatat kasus harian naik menjadi 50.248 pada hari Selasa (19/7/2022), tertinggi dalam dua bulan.
Sekitar 5.239 warga Australia saat ini dirawat di rumah sakit dengan Covid-19, hanya sedikit dari rekor 5.390 yang tercatat pada Januari.
"Kita perlu melakukan beberapa hal yang berbeda setidaknya untuk waktu yang singkat," kata Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly kepada Radio ABC pada Rabu (20/7/2022),
Baca juga: Bursa Saham Asia-Pasifik Bergerak Lebih Rendah Menjelang Risalah Rapat Bank Sentral Australia
Kelly memperkirakan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akan segera mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
"Kami tahu bahwa bekerja dari rumah adalah komponen yang sangat penting untuk menghentikan apa yang kami sebut penyebaran makro."
Dikutip The Guardian, banyak pekerja kantoran telah bekerja dari rumah secara bertahap selama pandemi, banyak dari mereka yang berada di sektor garis depan, seperti industri perawatan kesehatan, perhotelan, dan jasa, tidak dapat melakukan pekerjaan dari jarak jauh.
Pada konferensi pers, Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan bahwa bekerja dari rumah adalah masalah antara perusahaan dan karyawan mereka.
Albanese pun menyadari kebijakan WFH tidak mungkin dilaksanakan bagi sebagian orang.
"Bisnis akan terus membuat keputusan itu," kata Albanese seperti dikutip oleh Sydney Morning Herald.
"Mereka harus melaksanakannya atas dasar keamanan. Tetapi juga, bagi sebagian orang, kita perlu menyadari bahwa mereka tidak dapat bekerja dari rumah.
"Ini masalah mendapatkan keseimbangan yang tepat. Saya yakin dengan sedikit akal sehat yang diterapkan, kita bisa melakukan itu."
Baca juga: Australia, Singapura hingga Inggris Desak Warganya Hindari Perjalanan Tidak Penting ke Sri Lanka
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.