Ditunjuk Jadi Presiden Baru Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe Langsung Ditolak Massa, Simak Profilnya
Warga Sri Lanka menolak terpilihnya Ranil Wickremesinghe, politisi veteran Sri Lanka yang pernah menjabat sebagai perdana menteri enam kali.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Setelah ia menjadi presiden, jabatan perdana menteri akan kosong dan kabinet menteri dibubarkan. Wickremesinghe juga akan mengundurkan diri sebagai anggota parlemen.
Wickremesinghe harus menemukan kandidat yang cocok untuk mengisi kursi perdana menteri dalam pemerintahan baru.
Baca juga: Sri Lanka Berlakukan Keadaan Darurat Jelang Pemilihan Presiden
Sementara protes di Sri Lanka telah berjalan selama berminggu-minggu, menyusul krisis ekonomi yang terjadi di negara itu, yang membawa Sri Lanka ke dalam kebangkrutan dan kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, bahan bakar dan obat-obatan.
Lebih Licik
Seorang pengunjuk rasa terkemuka, Melani Gunathilake mengatakan gerakan protes yang dipimpin pemuda saat ini sedang menyusun kembali strategi, setelah merasa dikhianati parlemen.
“Kami tahu betul bahwa Ranil Wickremesinghe tidak sama dengan Gotabaya Rajapaksa. Dia adalah orang yang lebih licik,” kata Gunathilake.
Namun seorang analis yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan unjuk rasa mungkin tidak akan terus berlanjut, karena banyak demonstran di Kolombo dan daerah kota lainnya adalah kelas menengah, sehingga kecil kemungkinan protes akan berlanjut jika situasi membaik di bawah kepemimpinan Wickremesinghe.
Pada hari Rabu kemarin, Wickremesinghe meminta lawan politiknya untuk mengesampingkan perpecahan dan bekerja sama untuk mengatasi kekurangan pangan, bahan bakar, dan obat-obatan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
“Sekarang setelah pemilihan selesai, kita harus mengakhiri perpecahan ini,” katanya.
Anggota parlemen Sri Lanka Harin Fernando mengisyaratkan, Wickremesinghe akan mencoba membentuk pemerintahan nasional bersama dengan banyak partai lain.
Pemimpin protes yang telah berkampanye untuk keadilan korban serangan Minggu Paskah 2019, Shehan Malaka Gamage, mengatakan Wickremesinghe kemungkinan akan memberikan konsesi kepada pengunjuk rasa karena ia tidak memiliki basis yang kuat.
“Jika para pengunjuk rasa dapat menantang Rajapaksa yang sangat berkuasa, dia tahu tidak sulit bagi massa untuk bangkit melawannya. Dia tahu dia tidak dipilih oleh rakyat. Ini bukan zona nyamannya. Dan saya tidak menganggap ini sebagai kekalahan dalam perjuangan kita. Kami telah memenangkan perjuangan kami.” ujarnya.
Dia menambahkan, jika Wickremesinghe memberikan reformasi dan bantuan kepada massa, Wickremesinghe dapat meredam kerusuhan.
“Opsi kami selanjutnya (untuk menyingkirkannya) adalah pemilihan berikutnya,” ungkap Gamage.