Sebut Lavrov Menteri Propaganda, Dubes Vasyl Hamianin: Rusia Tak Layak Ikut Pertemuan Internasional
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin menyinggung kehadiran Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov di pertemuan Para Menlu G20
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin menyinggung kehadiran Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov di pertemuan Para Menlu G20 beberapa waktu lalu di Bali.
Vasyl mengatakan Federasi Rusia tidak seharusnya duduk sejajar dengan kepemimpinan dunia setelah apa yang dilakukan di Ukraina.
Vasyl menyebut Larov sebagai menteri propaganda.
Menurutnya, Lavrov telah secara terang-terangan menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan di Ukraina bukan hanya tentang wilayah Donetsk dan Luhansk, tapi seluruh Ukraina.
Sehingga, Russia menurutnya tidak segan untuk menyingkirkan orang Ukraina dari tanah mereka.
"Saya bertanya-tanya apakah orang-orang ini layak untuk berpartisipasi dalam pertemuan Internasional," kata Dubes Ukraina pada konferensi pers secara virtual, Jumat (22/7/2022).
"Ini adalah pertanyaan yang baik untuk ditanyakan kepada siapa pun setiap pemimpin negara di seluruh dunia, termasuk kepemimpinan Cina, kepemimpinan Indonesia dan kepala negara lainnya dan kepala organisasi internasional, apakah orang-orang yang melakukan pembunuhan ini layak untuk duduk di baris yang sama, pada pertemuan yang sama dengan para pemimpin progresif dari umat manusia. Setiap pemimpin dunia harus menjawab pertanyaan ini sendiri," ujarnya.
Dubes Vasyl juga menyinggung bagaimana agresi Rusia menimbulkan krisis pangan, ekonomi, dan energi global.
Menurut sebagian orang, krisis global disebabkan sanksi Barat yang diberikan kepada Rusia.
Namun dalam konferensi pers, Vasyl menegaskan bahwa krisis global terjadi disebabkan karena agresi Rusia itu sendiri.
Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Sebut Prancis dan Jerman “Bunuh” Perjanjian Minsk 2014
Menurutnya, dalam hal ini Rusia mencoba menantang dunia dan seluruh umat di dunia dengan senjatanya, untuk mengatur ulang tatanan dunia yang baru.
"Ini tidak ada hubungannya dengan sanksi, karena akar dan satu-satunya alasan dari krisis global yang kita hadapi ini adalah agresi Rusia. Ini bukan tentang sanksi terhadap Rusia. Ini adalah agresi Rusia, yang berarti bahwa Rusia berusaha untuk menantang seluruh dunia, seluruh umat manusia dengan senjatanya, untuk mencapai satu tujuan, membangun kembali dan mengatur ulang tatanan dunia," ujarnya.