Masa Karantina Orang yang Kontak Dekat dengan Pasien Covid-19 di Jepang Dipersingkat Menjadi 5 Hari
Pemerintah Jepang melakukan penyesuaian untuk mempersingkat masa karantina orang yang kontak dekat dengan pasien Covid-19 dari 7 hari menjadi 5 hari.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menghadapi "gelombang ke-7" epidemi virus corona, Pemerintah Jepang melakukan penyesuaian untuk mempersingkat masa karantina orang yang kontak dekat dengan pasien Covid-19 dari 7 hari menjadi 5 hari.
Masa karantina dipersingkat mulai Jumat (22/7/2022) dalam rangka membangkitkan perekonomian Jepang.
"Dengan penyebaran infeksi, jumlah kontak dekat meningkat, dan tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak pada kegiatan sosial dan ekonomi. Dengan kata lain juga membangkitkan perekonomian di Jepang," papar Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, Jumat (22/7/2022).
Keputusan itu mulai diterapkan agar perekonomian Jepang tetap bisa berjalan baik meskipun jumlah kasus corona di Jepang meningkat akhir-akhir ini.
Baca juga: Vaksin Booster Cegah Gelombang Baru Covid-19, Epidemioog Sarankan Dosis Keempat
Banyak sekolah umum telah memasuki liburan musim panas, dan diperkirakan jumlah orang yang terinfeksi corona akan meningkat karena perjalanan dan mudik.
Tetapi pemerintah akan mempertahankan kebijakan antisipasi pembatasan perilaku seperti langkah-langkah prioritas untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Pemerintah juga telah mengusulkan untuk mengubah waktu tunggu (masa karantina) bagi yang kontak dekat (Nōkō sesshoku-sha) dengan pasien Covid-19 menjadi lima hari .
Kemudian membatalkan waktu tunggu pada hari ketiga jika tes menunjukkan hasil negatif.
Dalam operasi saat ini, tes menggunakan antigen kualitatif test kit pada hari ke-4 dan ke-5 dapat dibatalkan pada hari ke-5 jika dipastikan negatif.
Karena jumlah kontak dekat meningkat karena penyebaran infeksi, ada perasaan krisis yang berkembang bahwa perusahaan dan organisasi lain akan kekurangan tenaga kerja.
Mengenai deregulasi kontak dekat, Ketua Keidanren Masakazu Tokura menyambut baik kebijakan tersebut.
"Jika itu masalahnya, kami menyambut baik perpendekatan karantina tersebut," kata Masakazu Tokura kepada wartawan di Kota Karuizawa, Prefektur Nagano, 21 Juli lalu.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jepang Naik, Bagaimana Nasib Kejuaraan Dunia BWF 2022?
Tokura menekankan bahwa masa tunggu di Jepang adalah yang terpanjang di dunia selain China.
Sedangkan China, yang mempromosikan "nol corona", berusaha untuk menekan penyebaran infeksi secara menyeluruh.
Pada tanggal 12 Juli 2022, Asosiasi Gubernur Nasional juga merekomendasikan kepada pemerintah bahwa "untuk segera memberikan tindakan nyata, termasuk bagaimana menangani kontak dekat."
Dengan meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, tingkat penggunaan tempat tidur telah mencapai 40 persen di Prefektur Tokyo dan Osaka, dan 70 persen di Prefektur Okinawa.
Namun pemerintah bermaksud untuk tidak membatasi tindakannya sebagai upaya menjaga kegiatan sosial ekonomi tetap berjalan baik di tengah pencegahan penyebaran infeksi, papar Perdana Menteri Fumio Kishida, Jumat (22/7/2022).
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan pada konferensi pers bahwa dia akan "fokus pada melindungi orang tua yang berisiko mengalami sakit berat," dan menyatakan niatnya untuk menanggapi dengan mempromosikan vaksinasi dan mengamankan sistem penyediaan perawatan kesehatan.
Di sisi lain, untuk mengurangi beban kerja Puskesmas, bagi kaum muda dengan risiko sakit ringan, muncul rencana untuk menyederhanakan pekerjaan seperti mengukur suhu tubuh harian dan gejala penerima perawatan di rumah.
Ada penilaian di dalam pemerintah bahwa pembatasan perilaku yang berpusat pada restoran tidak efektif.
Menurut data kota, 65,8 persen dari orang yang baru terinfeksi "tinggal bersama" dan 3,5 % "makan" pada tanggal 12 Juli 2022 hingga 18 Juli 2022.
Sebagai hasil dari kemajuan vaksinasi orang sampai batas tertentu, jumlah orang yang sakit parah sedikit, dan dapat diterima untuk meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi sampai batas tertentu.
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan, "Bisakah kita selamat dari gelombang ke-7 tanpa membatasi tindakan kita? Sekarang adalah momen terpenting untuk terwujudnya masyarakat hidup bersama corona."
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.