Putus Ketergantungan Energi Rusia, Uni Eropa Mulai Lirik Pasokan Gas dari Nigeria
Uni Eropa (UE) dikabarkan tengah mengadakan kesepakatan impor gas LNG dengan perusahaan energi dari Nigeria.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LAGOS – Uni Eropa (UE) dikabarkan tengah mengadakan kesepakatan impor gas LNG dengan perusahaan energi dari Nigeria.
Langkah ini diambil UE sebagai upaya untuk memangkas ketergantungan Eropa terhadap pasokan gas Rusia.
Rencana tersebut diketahui publik, setelah wakil direktur energi Komisi Eropa Matthew Baldwin menggelar pertemuan dengan pejabat dari produsen energi gas terbesar Afrika pada akhir pekan ini, guna membahas kesepakatan impor gas LNG yang akan dilakukan UE.
Baca juga: Berbicara di Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Ancam Putus Pasokan Gas ke Eropa
Belum diketahui bagaimana hasil kesepakatan ekspor ini akan berakhir, namun mengutip dari Reuters nantinya UE akan meningkatkan pasokan gas dari perusahaan Nigeria LNG dan Delta Niger sebanyak 80 persen.
“Jika kita bisa mendapatkan hingga di atas 80 persen pada saat itu, mungkin ada tambahan LNG yang bisa tersedia untuk kargo spot yang akan datang ke Eropa,” kata Baldwin.
Sebagai informasi, ekspor ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Nigeria, sebelumnya di tahun 2021 silam Nigeria telah mengekspor 23 miliar meter kubik (bcm) gas ke Uni Eropa, akan tetapi angka tersebut terus mengalami penurunan.
Ini terjadi karena produksi minyak dan gas di Nigeria terhambat oleh aksi pencurian, tak hanya itu adanya kerusakan jaringan pada pipa terminal gas Nigeria LNG Ltd yang berlokasi di Pulau Bonny juga jadi alasan mengapa Nigeria selalu gagal meningkatkan kapasitas produksi gas diatas 60 persen.
Baca juga: Macron: Prancis Telah Siap Hadapi Pemotongan Pasokan Gas Rusia
Namun dengan meningkatkan keamanan di kilang gas Delta serta membuka kembali operasi pipa Trans Niger pada Agustus mendatang. Nigeria yakin bahwa pihaknya dapat kembali meningkatkan pasokan energi ke Eropa selama beberapa bulan ke depan.
Rencana ini juga sejalan dengan ambisi negara-negara anggota Uni Eropa yang saat ini tengah mengurangi penggunaan gas dari Rusia sebesar 15 persen, dimulai dari Agustus 2022 hingga Maret 2023 mendatang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.