AS Cegah Melejitnya Cina di Teknologi Tinggi Lewat RUU Chip
Senat AS meloloskan RUU Chip, yang akan membuka kesempatan industrialisasi semikonduktor di AS lewat subsidi besar dari negara.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Jika cara kedua menjadi kenyataan, industri semikonduktor dunia, yang sudah menghadapi tekanan ke bawah, mungkin memasuki masa gelap dengan banyak perusahaan bangkrut.
Kebangkitan Industri Cina
Terlepas dari upaya AS untuk membentuk kembali rantai pasokan chip dunia menjadi yang dipimpin AS, industri chip Cina berkembang secara stabil.
Baik itu teknologi atau pasar, menginspirasi kepercayaan di antara para analis bahwa Cina akan membuat terobosan dalam teknologi chip utama di sekitar tiga sampai lima tahun.
Menurut statistik Bea Cukai Korea Selatan, ekspor Korea Selatan ke Cina mencapai $13,4 miliar pada Mei tahun ini.
Sementara impor mencapai $14,9 miliar, menunjukkan defisit di sisi Korea Selatan untuk pertama kalinya seperti dilaporkan portal informasi elektronik ijiwei.com.
Selain itu, meningkatnya popularitas produk elektronik Cina seperti ponsel telah mendorong permintaan produk chip dalam negeri.
Misalnya, merek ponsel Cina Xiaomi baru-baru ini meluncurkan ponsel yang dilengkapi dengan chip JR510.
Di sisi teknologi, perusahaan China juga membuat kemajuan pesat.
Raksasa chip negara itu Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) mengatakan telah membuat terobosan dalam teknologi FinFET generasi pertama dan memasuki produksi massal pada Q4 tahun 2019.
Sementara teknologi generasi kedua, setara dengan proses manufaktur 7nm dan 5nm dari TSMC, juga dalam masa produksi percontohan.(Tribunnews.com/GlobalTimes/xna)