Serangan Rusia di Mykolaiv Tewaskan Pengusaha Gandum Terbesar di Ukraina
Pengusaha gandum terbesar di Ukraina, tewas akibat serangan Rusia yang menghantam Mykolaiv sejak Sabtu (30/7/2022) hingga Minggu (31/7/2022).
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Serangan Rusia menghantam Kota Mykolaiv, di selatan Ukraina pada Sabtu (30/7/2022) malam dan Minggu (31/7/2022) pagi.
Dikutip dari AlJazeera, serangan itu terjadi ketika Moskow terus memukul garis depan pertahanan kota itu.
Serangan itu menewaskan dua orang, pemilik perusahaan penghasil dan pengekspor biji-bijian terbesar di negara itu, kata gubernur setempat.
Pengusaha itu adalah Oleksiy Vadatursky, pendiri dan pemilik Nibulon, sebagaimana diberitakan Reuters.
Vadatursky dan istrinya ditemukan tewas di rumah mereka, kata Gubernur Mykolaiv, Vitaliy Kim, di Telegram.
Berkantor pusat di Mykolaiv, sebuah kota strategis penting yang berbatasan dengan wilayah Kherson yang diduduki Rusia, Nibulon fokus pada produksi dan ekspor gandum, jelai, dan jagung.
Baca juga: Rusia Tuding Ukraina Telah Bunuh Tawanan Perang dengan HIMARS
Perusahaan ini memiliki armada dan galangan kapal sendiri.
Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkan kematian Vadatursky sebagai "kerugian besar bagi seluruh Ukraina", dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengusaha itu sedang dalam proses membangun pasar gandum modern yang melibatkan jaringan terminal dan elevator transshipment.
Tiga orang juga terluka dalam serangan di Mikolaiv, Wali Kota Oleksandr Senkevych mengatakan kepada televisi Ukraina.
Ia menambahkan 12 rudal telah menghantam rumah dan fasilitas pendidikan.
Senkevych sebelumnya menggambarkan serangan itu sebagai "mungkin yang paling kuat" di kota dari seluruh perang yang telah berlangsung selama lima bulan.
Di sisi lain, sebanyak 50 roket Grad menghantam daerah pemukiman di kota selatan lainnya, Nikopol, pada Minggu pagi, tulis Gubernur Dnipropetrovsk, Valentyn Reznichenko, di Telegram.
Akibat serangan itu, satu orang terluka.
Pasukan Ukraina menyerang markas Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol yang dikuasai Rusia pada Minggu pagi, kata Gubernur kota pelabuhan Krimea, Mikhail Razvozhayevn kepada media Rusia.
Lima anggota staf terluka dalam serangan itu, ketika apa yang diduga sebagai pesawat tak berawak terbang ke halaman markas, katanya.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina: Zelensky Minta Warga Pergi dari Donetsk hingga Saling Tuding Masalah Tahanan
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi laporan medan perang.
Serangan Sevastopol bertepatan dengan Hari Angkatan Laut Rusia, yang ditandai oleh Presiden Vladimir Putin dengan mengumumkan bahwa angkatan laut Rusia akan menerima apa yang disebutnya rudal jelajah hipersonik Zirkon "tangguh" dalam beberapa bulan mendatang.
Rudal-rudal itu dapat melaju dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara.
Ukraina Klaim Berhasil Habisi Lebih dari 100 Tentara Rusia di Wilayah Selatan
Militer Ukraina mengatakan telah membunuh ratusan tentara Rusia dalam pertempuran di wilayah selatan, salah satunya di Kherson.
Diketahui, pasukan Ukraina belakangan ini fokus melancarkan serangan balasan ke Kherson serta mata rantai utama di jalur pasokan tentara Moskow.
Dilansir Al Jazeera, lalu lintas kereta api ke Kherson di atas Sungai Dnieper telah dipotong, lapor komando selatan militer pada Sabtu (30/7/2022).
Kondisi ini akan membuat pasukan Rusia yang ada di sisi barat sungai semakin terisolasi dan tidak terjangkau pasokan dari Krimea dan wilayah timur Ukraina.
Pejabat pertahanan dan intelijen Inggris menilai pasukan Rusia saat ini berjuang untuk mempertahankan momentum kemenangan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina sukses merusak tiga jembatan di Sungai Dnieper menggunakan sistem rudal jarak jauh bantuan dari Barat.
Baca juga: Raksasa Energi Rusia Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Latvia
Akibatnya, transportasi ke Kota Kherson terputus dan membuat Angkatan Darat ke-49 Rusia dalam posisi rentan, kata intelijen Inggris.
Komando selatan militer Ukraina mengatakan, lebih dari 100 tentara Rusia tewas dan tujuh tank hancur dalam pertempuran di selatan pada Jumat (29/7/2022).
Wakil kepala pertama dewan regional Kherson, Yuri Sobolevsky, mengatakan kepada warga untuk menjauh dari tempat pembuangan amunisi Rusia.
"Tentara Ukraina mencurahkannya untuk melawan Rusia dan ini baru permulaan," tulis Sobolevsky di Telegram.
Gubernur wilayah Kherson yang pro-Ukraina, Dmytro Butriy, mengatakan distrik Berislav sangat terpukul.
Berislav berada di seberang sungai di barat laut pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.
"Di beberapa desa, tidak ada satu rumah pun yang dibiarkan utuh, semua infrastruktur hancur dan orang-orang tinggal di ruang bawah tanah," tulis Butriy di Telegram.
Pejabat pemerintahan yang ditunjuk Rusia untuk wilayah Kherson awal pekan ini menolak penilaian Barat dan Ukraina atas situasi tersebut.
Dalam pembaruan intelijen pada Sabtu (30/7/2022), Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia kemungkinan telah mendirikan dua jembatan ponton dan feri untuk trasportasi alternatif setelah jembatan utama dirusak militer Ukraina.
Masih menurut info tersebut, dikatakan bahwa otoritas pro-Kremlin di wilayah pendudukan Ukraina selatan akan bersiap untuk mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia akhir tahun ini.
Baca juga: Rusia Tuduh Kyiv Serang Penjara Wilayah Donetsk yang Dikuasai Separatis dengan Sistem HIMARS
"Kemungkinan (otoritas) memaksa penduduk untuk mengungkapkan rincian pribadi untuk menyusun daftar suara," tambahnya.
Sebelumnya pada Jumat, Kementerian Pertahanan Inggris menyebut Kremlin semakin putus asa setelah kehilangan puluhan ribu tentara.
Kepala badan intelijen asing Inggris, MI6, Richard Moore, menulis cuitan di Twitter bahwa Rusia kehabisan tenaga.
Sebagian aArtikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ukraina Klaim Berhasil Habisi Lebih dari 100 Tentara Rusia di Wilayah Selatan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.