UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-159: Ratusan Ribu Warga Sipil Donetsk Didesak Mengungsi
Invasi Rusia ke Ukraina hari ke-159, Senin (1/8/2022), ratusan ribu warga sipil telah didesak untuk mengungsi dari garis depan wilayah timur Donetsk.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina masih berjalan dan memasuki hari ke-159 pada Senin (1/8/2022).
Pada hari ke-159, ratusan ribu warga sipil telah didesak untuk mengungsi dari garis depan wilayah timur Donetsk, tempat bentrokan sengit dengan militer Rusia.
Lebih dari 50.000 anak masih berada di wilayah tersebut, menurut pejabat setempat.
"Mereka perlu dievakuasi, Anda tidak dapat menempatkan mereka dalam bahaya mematikan di musim dingin tanpa pemanas, cahaya, tanpa kemampuan untuk menghangatkan mereka," kata Kementerian Reintegrasi Kyiv untuk wilayah yang diduduki sementara dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina Rusia memindahkan sejumlah besar pasukan ke selatan Ukraina dalam persiapan untuk serangan balasan Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia memindahkan beberapa pasukannya dari posisi mereka di timur ke selatan untuk mendorong ibu kota regional Kherson serta wilayah Zaporizhzhia.
Baca juga: Pekan Ini Belasan Kapal Ukraina Siap Kirim Gandum dari Pelabuhan Odessa
Berikut Tribunnews.com rangkum serangkaian peristiwa yang terjadi selama perang Rusia di Ukraina, seperti dikutip The Guardian.
Serangan pesawat tak berawak Ukraian di markas armada Laut Hitam
Rusia mengklaim lima orang terluka setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina di markas armada Laut Hitam.
Hal ini mendorong para pejabat untuk membatalkan perayaan yang direncanakan untuk Hari Angkatan Laut.
“Pagi ini, (Ukraina) mengacaukan perayaan Hari Angkatan Laut kami,” kata Mikhail Razvozhayev, kepala pemerintahan lokal Rusia di Sevastopol di Krimea.
“Sebuah benda tak dikenal terbang ke halaman markas armada. Menurut data awal, itu adalah drone. Lima orang terluka.”
Serangan Rusia hantam pelabuhan Ukraina selatan
Serangan Rusia menghantam kota pelabuhan Ukraina selatan Mykolaiv pada Minggu (31/7/2022) pagi.
Sedikitnya tiga orang terluka serta rumah dan sekolah rusak, menurut Wali Kota Oleksandr Senkevych.
Zelensky menggambarkan serangan itu sebagai "mungkin yang paling brutal" di kota dan wilayah dari seluruh perang.
Baca juga: Ukraina Kembali Ekspor Gandum dan Biji-bijian, Total 25 Juta Ton Diangkut 16 Kapal
Korban tewas akibat penembakan Rusia di Mykolaiv
Penembakan Rusia di Mykolaiv dilaporkan menewaskan seorang terkaya Ukraina, Oleksiy Vadatursky, dan istrinya, Raisa.
Vadatursky mengepalai bisnis produksi dan ekspor biji-bijian Nibulon, yang mencakup armada kapal untuk mengirim biji-bijian ke luar negeri.
Seorang penasihat kepresidenan, Mykhailo Podolyak mengatakan, Vadatursky secara khusus ditargetkan dan kematiannya "bukan kecelakaan, tetapi pembunuhan berencana yang dipikirkan dengan matang dan terorganisir".
Rencana Palang Merah Internasional kunjungi Olenivka
Komite Palang Merah Internasional belum menerima izin untuk mengunjungi gedung di Olenivka.
Sedikitnya 50 tawanan perang Ukraina tewas, katanya pada Minggu (31/7/2022).
Rusia mengatakan telah mengundang para ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah untuk memeriksa kematian tersebut “untuk kepentingan melakukan penyelidikan yang objektif”.
Zelensky mengecam serangan itu sebagai kejahatan perang.
Ratusan marinir menolak kembali berperang
Sedikitnya 200 marinir Rusia dari brigade infanteri angkatan laut ke-810 menolak untuk kembali berperang di wilayah selatan Ukraina, menurut Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina.
Baca juga: Rusia Bombardir Ukraina Selatan, Eksportir Biji-bijian Jadi Korban
Jumlah panen Ukraina setengah dari jumlah biasanya
Panen Ukraina tahun ini bisa menjadi setengah dari jumlah biasanya karena invasi Rusia, klaim Zelensky.
"Panen Ukraina tahun ini terancam dua kali lebih sedikit," kata Presiden Ukraina dalam komentar yang kemungkinan akan meningkatkan ketakutan pada kelaparan global.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)