Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Viktor Bout, Pedagang Maut yang Disebut dalam Pertukaran Tawanan AS-Rusia

Viktor Bout memiliki dua julukan terkenal yaitu "pedagang kematian" dan "penghancur sanksi" karena kemampuannya menghindari embargo senjata.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mengenal Viktor Bout, Pedagang Maut yang Disebut dalam Pertukaran Tawanan AS-Rusia
NPR
Viktor Anatolyevich Bout, pedagang senjata Rusia yang dipenjara di Amerika Serikat (AS). Dia kembali menjadi sorotan setelah namanya dilaporkan disebut dalam pertukaran tawanan antara Washington dan Moskow. 

 
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

 
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Viktor Anatolyevich Bout, pedagang senjata Rusia yang dipenjara di Amerika Serikat (AS), kembali menjadi sorotan setelah namanya dilaporkan disebut dalam pertukaran tawanan antara Washington dan Moskow.

Viktor Bout memiliki dua julukan terkenal yaitu "pedagang kematian" dan "penghancur sanksi" karena kemampuannya menghindari embargo senjata.




Pria berusia 55 tahun kelahiran Tajikistan, 13 Januari 1967 ini masuk ke dalam daftar orang paling dicari di dunia sebelum penangkapannya pada tahun 2008, atas berbagai tuduhan terkait perdagangan senjata.

Selama kurang lebih 20 tahun, Bout menjadi pedagang senjata paling terkenal di dunia. Dia menjual senjata ke berbagai negara dan ke kelompok perang di Afrika, Asia dan Amerika Selatan.

Dilansir dari Reuters, perjalanan hidupnya sebagai pedagang senjata bahkan menginspirasi film Hollywood, Lord of War 2005, yang dibintangi Nicholas Cage sebagai Yuri Orlov, pedagang senjata yang terinspirasi dari Bout.

Meski namanya sering muncul di portal-portal berita, namun asal-usul Bout masih menjadi misteri. Hanya ada sedikit informasi mengenai Bout, namun banyak pihak menyebut pria ini lahir pada tahun 1967 di Dushanbe, ibu kota Tajikistan, yang berbatasan dengan Afghanistan.

BERITA TERKAIT

Bout juga dikenal fasih dalam banyak bahasa, antara lain Inggris, Prancis, Portugis, Arab, dan Persia. Kemampuannya ini membantu Bout mengembangkan kerajaan bisnisnya secara internasional.

Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Dua Peluncur HIMARS dan Rudal Harpoon Ukraina

Pria ini juga diketahui pernah terjun ke dunia militer, ia mengaku mencapai pangkat letnan dan menjadi penerjemah militer, salah satunya di Angola, sebuah negara yang nantinya menjadi pusat bisnisnya.

Keberhasilan Bout dalam perdagangan senjata terjadi setelah runtuhnya blok Komunis pada tahun 1989-1991. Ia memanfaatkan kelebihan pasokan persenjataan era Soviet dengan menjualnya ke Afrika, Asia dan sekitarnya.

Viktor Bout213
Viktor Bout

Kehancuran Uni Soviet juga menguntungkan Bout, karena ia mendapat satu skuadron yang terdiri dari 60 pesawat militer Soviet tua yang berbasis di Uni Emirat Arab, yang ia gunakan untuk memasok senjata ke seluruh dunia.

Dalam biografi yang ditulis oleh Douglas Farah dan Stephen Braun pada tahun 2007 berjudul "Merchant of Death: Guns, Planes, and the Man Who Makes War Possible", menceritakan mengenai rincian perdagangan gelap Bout.

Dalam biografi tersebut diceritakan Bout memasarkan produknya di sebuah pangkalan di Teluk Sharjah, Uni Emirat Arab.

Bout mengaku bisnis yang dijalankannya sebagai bisnis logistik yang sah dengan klien terhormat, sehingga ia terhindar dari jeratan hukum.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas