Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertempuran di Gaza: Serangan Udara Israel Menggempur Palestina, 24 Orang Tewas  

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 24 warga Palestina, termasuk enam anak-anak tewas dan 203 orang terluka selama dua hari penembakan.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pertempuran di Gaza: Serangan Udara Israel Menggempur Palestina, 24 Orang Tewas  
AFP
Orang-orang berlarian mencari perlindungan selama pemboman udara Israel di Kota Gaza pada 6 Agustus 2022. Israel menyerang Gaza dengan serangan udara dan kelompok militan Jihad Islam Palestina membalas dengan rentetan tembakan roket, dalam eskalasi kekerasan terburuk di wilayah itu sejak perang tahun lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Serangan udara Israel telah menggempur kota Gaza, sementara kelompok Jihad Islam Palestina menembakkan ratusan roket balasan ke Israel pada Sabtu (6/8/2022).

Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai daerah itu, menyalahkan Israel atas meninggalnya anak-anak yang menjadi korban keganasan ledakan di dekat kamp pengungsi Palestina di Jabalia, sebuah kota yang terletak 4 kilometer dari utara Kota Gaza.

Militer Israel membantah mereka bertanggung jawab atas ledakan tersebut, dan mengatakan ledakan itu disebabkan oleh peluncuran roket kelompok Jihad Islam yang gagal.

Baca juga: Iran Dukung Palestina, Peringatkan Israel akan Bayar Mahal atas Serangannya di Gaza

Sementara serangan Israel terus berlanjut dan dilaporkan menghantam gedung senjata yang tersembunyi di daerah pemukiman, serta menghancurkan sejumlah rumah. Sedangkan kelompok Jihad Islam menembakkan roket sampai ke pusat komersial Israel Tel Aviv.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 24 warga Palestina, termasuk enam anak-anak tewas dan 203 orang terluka selama dua hari penembakan.

Militan Palestina menembakkan lebih dari 400 roket ke Israel, sehingga memicu sirine serangan udara dan membuat banyak orang berlarian ke tempat perlindungan bom.

Layanan Ambulan Israel mengatakan tidak ada korban serius dari peluncuran roket Palestina ini.

Berita Rekomendasi

Mesir mengatakan pihaknya terlibat dalam pembicaraan intensif untuk meredakan situasi yang memanas antara Palestina dan Israel. Eskalasi lebih lanjut akan bergantung dengan keputusan Hamas, apakah akan memilih untuk bergabung dalam pertempuran dengan kelompok Jihad Islam yang lebih kecil atau tidak.

Delegasi Intelijen Mesir yang dipimpin Mayor Jenderal Mayor Jenderal Ahmed Abdelkhaliq tiba di Israel pada Sabtu kemarin dan akan melanjutkan perjalanan ke Gaza untuk pembicaraan mediasi.

Baca juga: Israel Bombardir Gaza, Anak-anak Tewas Bersama Komandan Senior Kelompok Bersenjata Palestina

"Upaya intensif telah dilakukan malam ini dan gerakan mendengarkan para mediator, tetapi upaya ini belum mencapai kesepakatan," kata seorang pejabat kelompok Jihad Islam pada Sabtu malam, yang dikutip dari Reuters.

Pertempuran di Jalur Gaza dimulai ketika Israel meluncurkan serangan mendadak pada Jumat (5/8/2022) kemarin, dan menewaskan seorang komandan senior kelompok Jihad Islam, Tayseer al-Jaabari.

Israel menghentikan pengiriman bahan bakar ke Gaza sesaat sebelum terjadinya serangan pada Jumat lalu, sehingga melumpuhkan pembangkit listrik satu-satunya di wilayah itu.

Pejabat kementerian kesehatan Palestina memperingatkan lumpuhnya pembangkit listrik tersebut dapat berdampak parah ke fasilitas-fasilitas kesehatan dalam beberapa hari.

Baca juga: Pasukan Israel Tembak Mati Remaja Palestina di Kamp Jenin

Utusan Timur Tengah Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa menyatakan keprihatinan mereka atas kekerasan di Palestina, yang didukung Barat, dan mengutuk serangan Israel.

Jalan-jalan di Gaza sebagian besar sepi pada Sabtu sore kemarin. Di lokasi terbunuhnya komandan tertinggi kelompok JIhad Islam Tayseer al-Jaabari, puing-puing, kaca dan perabotan terlihat berserakan di sepanjang jalan.

Di Israel, jalan-jalan di kota perbatasan sebagian besar kosong sementara kebakaran hutan yang dipicu oleh roket telah menyebar melalui ladang terdekat.

Israel Gencarkan Serangan ke Gaza

Pesawat tempur Israel hari Jumat (5/8) telah meluncurkan serangan di Jalur Gaza, Palestina. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 10 orang tewas dan 55 terluka dalam serangan awal yang juga menewaskan komandan Jihad Islam, Tayseer Jabari, di utara Gaza.

Baca juga: Israel Gencarkan Serangan ke Gaza di Tengah Ketegangan Pasca Penangkapan Militan Palestina

Awal pekan lalu, pasukan Israel membersihkan daerah dekat Jalur Gaza sebagai persiapan untuk kemungkinan pembalasan atas penangkapan komandan Jihad Islam, Bassam al-Saadi, di Tepi Barat.

Jihad Islam sebenarnya tidak menanggapi penangkapan al-Saadi, salah satu tokoh paling senior di organisasi itu.

Para pemimpin militer Israel menamakan serangan mendadak itu sebagai “Breaking Dawn”.

Sebelumnya, menteri pertahanan Israel, Benny Gantz, telah mengunjungi komunitas di sepanjang perbatasan dan menyinggung serangan yang akan datang.

"Kami mengambil tindakan untuk menghilangkan ancaman dari wilayah ini," kata Benny Gantz.

Baca juga: Israel Tangkap 19 Anggota Jihad Islam Palestina di Tepi Barat

“Kami akan beroperasi dengan ketahanan internal dan kekuatan eksternal untuk memulihkan kehidupan di selatan Israel. Kami tidak mencari konflik, tetapi kami tidak akan ragu untuk membela warga kami, jika diperlukan.” imbuhnya.

Hamas telah memerintah Gaza sejak perang singkat dengan faksi saingannya Fatah pada 2007 dan terus menguasai banyak aspek kehidupan di Jalur Gaza.

Hamas dan Jihad Islam masing-masing menembakkan roket ke Israel selatan dan tengah selama putaran pertempuran.

Di sisi lain, Gaza tetap berada di bawah blokade oleh Israel dan Mesir sejak pengambilalihan Hamas. Kemudian, kelompok hak asasi dan LSM secara teratur melaporkan bahwa blokade tersebut merupakan hukuman kolektif bagi penduduk yang memiliki sedikit kebebasan bergerak.

Baca juga: 2 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Tentara Israel di Tepi Barat

Israel lalu mengatakan bahwa militan Palestina telah menerima pengiriman senjata reguler dari Iran.

Nasib Israel tetap menjadi pusat negosiasi atas Gaza sejak saat itu. Dua warga Israel ditahan di Gaza, salah satunya muncul dalam video beberapa bulan lalu.

Hamas diyakini ingin memperdagangkan Israel untuk sejumlah tahanan yang tidak ditentukan, yang ditahan di penjara-penjara Israel. Rilis tersebut telah menjadi fitur kesepakatan gencatan senjata selama konflik masa lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas