Tampak luar Fakultas Hukum Universitas Sao Paulo saat pembacaan surat demokrasi dalam rangka demonstrasi yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi sosial di Sao Paulo, Brasil, pada 11 Agustus 2022. - Fakultas Hukum Universitas Sao Paulo menjadi tuan rumah demonstrasi untuk membela demokrasi, pengadilan yang lebih tinggi dan Negara Hukum Demokratik. (Photo by Miguel SCHINCARIOL / AFP)
TRIBUNNEWS.COM, BRASIL - Ribuan rakyat Brasil yang didominasi oleh mahasiswa, dosen, dan pelajar turun ke jalan membela demokrasi dari ancaman pemimpin sayap kanan, Presiden Jair Bolsonaro.
Demonstrasi dipusatkan di Fakultas Hukum Universitas Sao Paulo sebagai titik dibuatnya manifesto warga dibacakan dan ditandatangani oleh satu juta orang Brasil untuk menumbangkan rezim diktator militer pada 45 tahun lalu.
Aktivis pro demokrasi ini khawatir Presiden Jair Bolsonaro akan mencoba kembali dalam pemilihan presiden dan melanjutkan kekuasaannya karena tidak menghormati hasil pemungutan suara.
Jair Bolsonaro telah berulang kali berusaha untuk mendiskreditkan sistem pemungutan suara Brasil. Bolsonaro mengklaim bahwa mesin pemungutan suara elektronik memungkinkan kecurangan, karena tidak adanya jejak kertas secara manual.
Setahun yang lalu, Bolsonaro mencoba mengubah sistem guna memperkenalkan surat suara tercetak, tetapi proposal itu ditolak oleh Kongres.
Kritik terhadap Bolsonaro disuarakan atas kekhawatiran bahwa dia akan mengikuti contoh buruk yaitu mantan Presiden AS Donald Trump.