China Gandeng Thailand Gelar Latihan Gabungan, Kawasan Laut Asia-Pasifik Makin Menegang
Angkatan udara China dan Thailand dilaporkan tengah mengadakan latihan gabungan bersama di Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Thailand
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Angkatan udara China dan Thailand dilaporkan tengah mengadakan latihan gabungan bersama di Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF) di Udorn Thani, pada Minggu (14/8/2022).
Melalui laman resminya Kementerian pertahanan Nasional China (MND) menyebutkan bahwa latihan gabungan ini dilakukan angkatan militernya dengan menggandeng angkatan perang Thailand sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat apa yang disebut "jaringan aliansi dan kemitraan tak tertandingi".
Dilansir dari situs NPR, latihan gabungan ini meliputi dukungan udara, serangan sasaran darat, dan pengerahan pasukan dalam skala kecil hingga besar. Latihan seperti ini biasanya rutin digelar Beijing dan Bangkok, akan tetapi karena adanya pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh belahan dunia dalam beberapa tahun terakhir membuat latihan militer kedua negara ini ditiadakan.
Baca juga: Latvia dan Estonia Putus Hubungan Kerja Sama dengan China Saat Hubungan Beijing-Taipei Memanas
Setelah dua tahun ditunda, latihan militer akbar ini akhirnya kembali digelar China dan Thailand selama 10 hari kedepan terhitung sejak Minggu (14/8/2022) hingga Rabu (23/8/2022).
Tak tanggung – tanggung untuk mendukung proses latihan tersebut, Beijing bahkan turut menerjunkan angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) dengan mengerahkan jet tempur J-10C/S sebanyak enam unit, satu jet bomber JH-7AI, dan satu pesawat pengintai dini Shaanxi KJ-500.
Sementara pihak Bangkok mengutus para angkatan udara kerajaan Thailand (RTAF) dengan menyertakan lima pesawat Gripen, tiga pesawat serang Alphajet, serta satu pesawat pengintai dini SAAB 340 AEW.
Sayangnya latihan gabungan yang diadakan dua negara tersebut telah memicu munculnya gejolak panas di kawasan Asia Pasifik.
Terlebih saat ini Amerika tengah mengadakan latihan Super Garuda Shield di kawasan Kalimantan dengan Indonesia, Australia, Jepang dan Singapura sejak beberapa hari yang lalu.
Walaupun Beijing telah menegaskan bahwa latihan gabungan yang diadakan militernya dengan Thailand hanyalah latihan rutin tahunan, namun menurut AS tindakan yang dilakukan China merupakan tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya.
Baca juga: Taiwan Pamer Kecanggihan Senjata Howitzer Usai China Akhiri Latihan Militer
Meski mendapatkan gertakan dari China, hingga sejauh ini Amerika menentang segala upaya yang dilakukan Beijing untuk mengubah status quo Taipei dengan paksa.
Bahkan untuk mengamankan Taiwan dari serangan China, Amerika ikut mengambil langkah tegas untuk mendukung Taiwan termasuk mengirim kapal perang dan pesawat di kawasan perbatasan.
“Kami akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi dimana hukum internasional mengizinkan, konsisten dengan komitmen lama kami terhadap kebebasan navigasi,” kata Kurt Campbell, penasihat utama Presiden AS Joe Biden di Indo-Pasifik.