Presiden Korea Selatan Ingin Seoul jadi Satu di Antara Pemasok Senjata Utama Dunia
Bertepatan dengan 100 hari kerja, Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan Korea Selatan berencana menjadi salah satu dari empat pemasok senjata utama dunia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol mengatakan negaranya berencana menjadi salah satu dari empat pemasok senjata utama dunia.
Dikutip CNN, pernyataan ini disampaikan Yoon pada saat berbicara kepada wartawan dalam pidato yang menandai 100 hari pertamanya menjabat sebagai Presiden Korea Selatan, Rabu (17/8/2022).
"Dengan masuknya empat besar eksportir pertahanan dunia setelah Amerika Serikat, Rusia dan Prancis, industri pertahanan (Korea Selatan) akan menjadi industrialisasi strategis dan pembangkit tenaga pertahanan," kata Yoon di kantor Kepresidenan.
Pada 2021, Korea Selatan berada di peringkat 10 dunia dalam transfer senjata, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Dengan ekspor senjata senilai $566 juta, menurut sistem pemantauan nilai indikator tren unik SIPRI, Seoul jauh di belakang eksportir No 4 tahun lalu, Italia, yang menjual senjata senilai $1,7 miliar.
Sebagai perbandingan, transfer senjata AS dihitung menjadi $10,6 miliar.
Baca juga: Yoon Suk-yeol Dilantik Jadi Presiden Korea Selatan, Janji Buka Pintu Dialog dengan Korea Utara
Korea Selatan telah mengambil langkah-langkah untuk mencapai empat ambisi utamanya.
Akhir bulan lalu, mereka menandatangani kesepakatan senjata terbesar yang pernah ada untuk memasok Polandia dengan hampir 1.000 tank K2, lebih dari 600 artileri dan puluhan jet tempur.
Dan pada bulan Februari itu menandatangani kesepakatan $ 1,7 miliar dengan Mesir untuk memasoknya dengan howitzer self-propelled K9 dan kendaraan pendukung.
Akhir tahun lalu, Korea Selatan membuat kesepakatan besar lainnya untuk memasok Australia dengan K9.
Jika Korea Selatan memenuhi tujuan Yoon, itu akan melampaui tidak hanya Italia, tetapi kekuatan regional China serta Jerman, Spanyol, Israel dan Inggris, menurut peringkat SIPRI.
"Saya percaya ini adalah tujuan yang sangat ambisius," kata Chun In-Bum, pensiunan jenderal Korea Selatan yang menjadi analis militer.
"Korea Selatan dan industri senjatanya harus melakukan banyak pekerjaan," katanya.
Baca juga: Bill Gates dan Korea Selatan Perluas Kemitraan di Bidang Kesehatan Global
Seruan kepada Korea Utara