Sosok Aleksandr Dugin, Digambarkan Barat Sebagai ‘Otak Putin’ dan ‘Sengkuninya’ Moskow
Tokoh Rusia Aleksandr Dugin lolos dari pembunuhan bom mobil, setelah dirinya tidak jadi naik mobil yang sebelumnya ditumpanginya ke sebuah acara
Editor: Hendra Gunawan
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, Dugin berencana untuk meninggalkan acara dengan mobil yang sama dengan putrinya, tetapi pada saat terakhir memutuskan untuk mengambil mobil terpisah.
Dari penghasut konservatif hingga 'otak Putin'
Dia naik ke popularitas sebagai penulis konservatif yang produktif pada 1990-an ketika Rusia mengalami krisis ekonomi yang melumpuhkan dan kekosongan ideologis yang tersisa setelah runtuhnya Uni Soviet.
Dikenal karena retorikanya yang berapi-api dan sikap anti-Barat yang berlawanan, Dugin membayangkan Rusia sebagai kekaisaran kontinental yang kuat dan terus berkembang yang misinya adalah untuk melayani “sebagai benteng serius melawan penyebaran model liberal Barat di mana-mana di planet ini.”
Elang Ukraina Moskow
Dalam karyanya, 'The Foundation of Geopolitics: The Geopolitical Future of Russia', yang diterbitkan pada tahun 1997, Dugin meramalkan pertumpahan darah di Ukraina.
“Kedaulatan Ukraina adalah faktor negatif bagi geopolitik Rusia yang pada prinsipnya dapat dengan mudah memicu konflik bersenjata,” tulisnya. Dugin berpendapat bahwa, sambil mempertahankan tingkat otonomi tertentu, Ukraina harus diintegrasikan ke dalam negara Rusia, seperti pada zaman Tsar dan Soviet.
Penulis ini dengan penuh semangat mendukung keputusan Moskow untuk menyerap kembali Krimea, setelah semenanjung itu memilih dalam referendum untuk meninggalkan Ukraina setelah kudeta 2014 di Kiev.
Dia kemudian masuk daftar hitam oleh AS dan Kanada. Pada tahun 2014, ia meninggalkan Universitas Negeri Moskow, di mana ia memimpin departemen sosiologi hubungan internasional selama lima tahun.
Pejuang melawan Barat
Dugin juga mendukung operasi militer yang diluncurkan Moskow terhadap negara tetangga pada akhir Februari tahun ini. Dia berpendapat bahwa, sejak kemerdekaan Ukraina pada tahun 1991, Barat yang dipimpin AS telah memicu konflik dengan mendukung nasionalis dan pasukan anti-Rusia lainnya di Kiev, dan terus melakukannya dengan mengirimkan senjata ke Ukraina.
Baca juga: Gagal Bayar Utang pada JP Morgan, Superyacht Asal Rusia Dilelang 74,5 Juta Dolar AS
Sejak awal, proyek Ukraina merdeka telah diarahkan melawan Rusia dan diawasi oleh Anglo-Saxon.
“Pertempuran untuk Ukraina dan melawan Rusia adalah konstanta historis dari strategi geopolitik Barat,” tulis Dugin dalam sebuah opini untuk grup media konservatif Tsargrad TV pada bulan Maret.
Dia juga berpendapat bahwa perbatasan Ukraina saat ini dibuat secara artifisial ketika Ukraina adalah bagian dari Uni Soviet.