Amerika Serikat Catat Peningkatan Global Terbesar dalam Kasus Monkeypox
WDH menyampaikan bahwa perwakilan kesehatan masyarakat negara bagian pun telah memantau kontak individu yang terinfeksi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa virus cacar monyet (Monkeypox) telah menyebar ke 50 negara bagian di negara itu pada Senin lalu.
Wyoming menjadi negara bagian terakhir di AS yang melaporkan kasus virus tersebut pada hari itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (24/8/2022), satu kasus Monkeypox berasal dari seorang penduduk laki-laki di Laramie County.
Hal ini berdasar pada rilis berita yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Wyoming (WDH).
WDH menyampaikan bahwa perwakilan kesehatan masyarakat negara bagian pun telah memantau kontak individu yang terinfeksi.
"Karena Monkeypox menyebar melalui kontak erat dan intim, kami tidak yakin risiko virus saat ini menjadi perhatian yang lebih tinggi bagi komunitas lokal atau bagi kebanyakan orang di Wyoming. Monkeypox tidak menyebar secara mudah seperti virus yang sudah dikenal yakni influenza atau virus corona (Covid-19)," kata seorang tenaga kesehatan dan Ahli Epidemiologi Wyoming, Alexia Harrist.
Baca juga: Cegah Cacar Monyet, Indonesia Sudah Beli Vaksin Monkeypox
Menurutnya, vaksinasi adalah cara terbaik untuk 'mencegah penyebaran lebih lanjut' dari virus itu.
Perlu diketahui, virus Monkeypox biasanya menyebar melalui kontak fisik yang erat, termasuk kontak seksual dengan individu yang terinfeksi.
Virus dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang rusak, saluran pernafasan, mata, hidung dan mulut serta cairan tubuh.
Gejala Monkeypox pada awalnya mirip flu, termasuk demam, sakit kepala, kedinginan, nyeri otot, kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening, yang kemudian diikuti dengan ruam yang meluas.
Meski jarang berakibat fatal, namun virus ini dapat menyebabkan penyakit serius pada beberapa orang.
"Siapapun dapat terkena Monkeypox, namun kelayakan vaksin saat ini terbatas pada orang-orang yang berisiko tinggi, prioritas tersebut didasarkan pada wabah ini dan bagaimana pola penyebarannya. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan pasokan vaksin yang tersedia sebaik mungkin," tegas Harrist.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selama seminggu terakhir, AS mengalami peningkatan kasus infeksi Monkeypox terbesar di negara bagian manapun.