Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dari Perdana Menteri ke Penjara: Najib Razak Kini Putus Asa, Sendirian, dan Merasa Dikhianati

Warga Malaysia pun marah atas korupsi yang meluas dan kemewahan yang ditunjukkan oleh keluarganya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Dari Perdana Menteri ke Penjara: Najib Razak Kini Putus Asa, Sendirian, dan Merasa Dikhianati
The Star Online
Mantan PM Malaysia Najib Razak yang meninggalkan masalah pelik setelah kekuasannya berakhir 

Ini karena pelanggaran pidana kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang, lantaran ia secara ilegal menerima sekitar 10 juta dolar AS dari mantan unit 1MDB.

Jaksa mengatakan bahwa sekitar 4,5 miliar dolar AS dicuri dari 1MDB yang didirikan bersama oleh Najib sebagai PM pada 2009, dan lebih dari 1 miliar dolar AS jatuh ke Najib dalam apa yang digambarkan Departemen Kehakiman AS sebagai penyelidikan kleptokrasi terbesarnya.

Najib dalam beberapa pekan terakhir pun mencoba menunda pengadilan yang akan memberikan putusan akhir, dengan mengganti pengacaranya tepat sebelum dimulainya banding.

Namun strateginya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, karena pengadilan menolak memberikan lebih banyak waktu bagi pengacaranya untuk bersiap.

"Saya tidak malu untuk mengatakan, saya putus asa, seperti halnya yang berperkara dalam masalah saya ini," kata Najib dalam sebuah pernyataan pada pekan lalu yang menjelaskan langkahnya untuk mengganti pengacara.

Najib saat ini dapat mengajukan peninjauan kembali atas keputusan Pengadilan Federal, meskipun permohonan semacam itu jarang berhasil.

Ia juga bisa mencari pengampunan kerajaan, jika berhasil, dirinya bisa dibebaskan tanpa menjalani masa hukuman 12 tahun penuh.

Berita Rekomendasi

Hukuman itu mengindikasikan bahwa Najib akan kehilangan kursi parlemennya dan tidak dapat mengikuti pemilu. 

Ia juga menghadapi beberapa uji coba 1MDB lainnya.

Jam tangan dan tas mewah

Najib dipersiapkan untuk menduduki jabatan tinggi sejak debut politiknya pada usia 23 tahun.

Hingga saat ini, ia menjadi orang termuda yang terpilih sebagai anggota parlemen Malaysia.

Putra bangsawan jebolan Inggris itu terpilih sebagai PM pada 2009 silam.

Selama menjabat, ia memberikan nada reformis, mendorong kebijakan ekonomi liberal dan mencabut Undang-undang (UU) Keamanan era kolonial dalam upaya untuk menghilangkan persepsi bahwa pemerintah tidak mau membiarkan perbedaan pendapat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas