POPULER Internasional: 5 Kerugian Militer Rusia | PBB Serukan Perang Diakhiri
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya data kerusakan militer Rusia akibat invasi hingga seruan PBB untuk akhiri perang.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Rusia menderita kerugian besar selama perang, total mencapai Rp14,8 triliun.
PBB mendesak agar perang antara Rusia dan Ukraina segera diakhiri.
Sementara itu, tentara Selandia Baru pertama dilaporkan tewas dalam perang Rusia-Ukraina.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. 5 Kerugian Militer Terbesar Rusia Selama Perang Ukraina, Total Lebih dari Rp 14,8 Triliun
Baca juga: Ukraina Blokir Dompet Kripto yang Digunakan untuk Galang Dana Pasukan Rusia
Rusia menderita kerugian militer yang besar selama enam bulan melakukan invasi ke Ukraina.
Menurut perhitungan Forbes, ada lima kerugian dengan biaya fantastis di militer Rusia dan menelan biaya lebih dari $1 miliar atau sekira Rp 14,8 triliun.
Dilansir Newsweeek, tenggelamnya kapal perang Moskva milik Armada Laut Hitam Rusia pada pertengahan April lalu menjadi kerugian terbesar bagi militer Putin.
Kapal penjelajah yang dianggap sebagai kapal perang paling kuat di wilayah Laut Hitam itu bernilai $750 juta.
Ukraina saat itu mengaku berhasil menabrak dan menenggelamkan Moskva.
Namun pihak Rusia mengklaim kapal mengalami kebakaran kemudian tenggelam.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-183: Moskow Putus PLTN Zaporizhzhia dari Jaringan Listrik Kyiv
Moskva telah dikerahkan ke sejumlah konflik militer yakni di Georgia (2008), Krimea (2014), dan Suriah (2015).
Bangkai kapal ini secara resmi dinyatakan sebagai situs warisan budaya bawah laut Ukraina.
Adapun empat kerugian terbesar militer Rusia lainnya yakni pesawat Il-76 senilai $86 juta, kapal serbu amfibi Saratov senilai $75 juta, pesawat Su-30SM senilai $50 juta, dan pesawat Su-34 senilai $40 juta.
Jika ditotal mencapai lebih dari $1 miliar.
2. PBB Desak agar Perang Tak Masuk Akal Rusia dan Ukraina Diakhiri: Kyiv Butuh Perdamaian
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyerukan diakhirinya perang di Ukraina, saat negara itu menandai peringatan Hari Kemerdekaan ke-31, pada Rabu (24/8/2022).
Peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina juga bertepatan dengan enam bulan sejak invasi Rusia ke Kyiv.
“Konsekuensi dari perang yang tidak masuk akal ini dirasakan jauh di luar Ukraina,” kata Guterres kepada Dewan Keamanan PBB di New York, Rabu (24/8/2022).
“Pada peringatan 31 tahun saya ingin mengucapkan selamat kepada rakyat Ukraina,” imbuhnya.
Dikutip Al Jazeera, Guterres juga menyebutkan rakyat Ukraina “membutuhkan perdamaian secepatnya.
Sekjen PBB itu turun ke lantai menjelang pertemuan khusus untuk membahas konflik dan memberi pengarahan kepada dewan tentang misinya ke pelabuhan Odesa dan Turki di Ukraina awal bulan ini.
Baca juga: Rusia Luncurkan Serangan Roket ke Stasiun KA Ukraina pada Hari Kemerdekaan, 22 Orang Tewas
Selama perjalanan itu, ia menyaksikan kemajuan kesepakatan ekspor biji-bijian antara Kiev dan Moskow.
"Kesepakatan itu berjalan dengan baik", kata Guterres.
Dia mengeluarkan peringatan keras tentang perlunya mendapatkan lebih banyak pupuk dari Ukraina dan Rusia untuk lebih menenangkan pasar komoditas dan menurunkan harga bagi konsumen.
“Jika kita tidak menstabilkan pasar pupuk pada 2022, maka pangan pada 2023 tidak akan cukup,” katanya.
3. Dominic Abelen, Tentara Selandia Baru Pertama yang Tewas dalam Perang Rusia-Ukraina
Seorang tentara Selandia Baru dilaporkan terbunuh di Ukraina.
Tentara bernama Dominic Abelen (30) itu menjadi militer asing terbaru sekaligus orang Selandia Baru pertama yang tewas dalam perang di Ukraina.
Seorang rekannya mengatakan kepada Guardian, bahwa Abelen mendaftar di legiun internasional Ukraina.
Ia bersama ribuan tentara asing lainnya menjadi sukarelawan untuk membantu berperang melawan Rusia.
Dominic Abelen telah bertugas sebagai anggota militer Selandia Baru selama 10 tahun, jelas militer dalam pernyataan tertulis pada Kamis (25/8/2022).
Abelen sebelumnya dikerahkan ke Irak dan berbasis di Christchurch sebelum berangkat ke Ukraina.
Baca juga: Bantu Rusia Perang dengan Ukraina, Belarusia Angkut Senjata Nuklir Menggunakan Pesawat Tempur
Ia rupanya tidak memberi tahu kesatuannya, bahkan tidak meminta izin, saat akan berangkat ke Ukraina.
Sebelumnya, dua warga negara Inggris, dua orang Amerika, satu orang Australia, dan empat warga Georgia telah dipastikan tewas di Ukraina.
Kendati demikian, diperkirakan korban jiwa dari tentara asing atau warga asing di Ukraina lebih tinggi.
Beberapa pejuang asing lainnya menghadapi hukuman mati setelah ditangkap oleh pasukan Rusia.
4. Profil Negara Eswatini yang Rajanya Berkunjung ke Indonesia dan Bertemu Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Raja Mswati III dari Kerajaan Eswatini pada Rabu (25/8/2022) kemarin.
Kunjungan tersebut adalah untuk membahas upaya peningkatan kerjasama ekonomi antar kedua negara, Eswatini dan Indonesia.
Pada Kamis hari ini, Presiden Jokowi dan Raja Mswati III kembali bertemu untuk menyaksikan penandatanganan MoU Kerja Sama Ekonomi.
Untuk diketahui, kunjungan Raja Mswati III dari Eswatini ke Indonesia pada 2022 ini adalah yang ketujuh kalinya yang dilakukan.
Sebelumnya, Raja Mswati III juga pernah mengunjungi Indonesia pada 2022, 2003, 2007, 2008, 2015 dan 2019.
Lantas di manakah sebenarnya negara Eswatini ini, bagaimana profil dari kerajaan Eswatini?
Baca juga: Presiden Jokowi Bertemu Raja Eswatini Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
Eswatini merupakan sebuah negara kecil yang letaknya antara Afrika Selatan dan Mozambik.
Dikutip dari Britannica, negara ini membentang sekitar 110 mil (175 km) dari utara ke selatan dan sekitar 80 mil (130 km) dari barat ke timur.
Negara ini juga merupakan salah satu negara yang sistem pemerintahannya berbentuk kerajaan
Negara ini diberikan kemerdekaan pada tahun 1968 oleh Inggris.
(Tribunnews.com)