Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politikus Kamboja Bikin Hoaks Dunia Segera Kiamat, Ribuan Warga Panik Lalu Mengungsi

Politikus Kamboja, Khem Veasna, yang merupakan Partai Liga Demokrasi (LDP), mengklaim bahwa kiamat akan terjadi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Politikus Kamboja Bikin Hoaks Dunia Segera Kiamat, Ribuan Warga Panik Lalu Mengungsi
UK Times
Ribuan warga Kamboja mengungsi karena percaya ramalan politisi bahwa kiamat segera datang./Foto: Facebook 

TRIBUNNEWS.COM, PHNOM PENH - Seorang politikus di Kamboja jadi sorotan.

Gara-gara dia menyebar hoaks dunia akan segera kiamat.

Puluhan ribu warga di Kamboja akhirnya mengungsi dan berkumpul, takut kiamat benar-benar terjadi.

Politikus Kamboja, Khem Veasna, yang merupakan Partai Liga Demokrasi (LDP), mengklaim bahwa kiamat akan terjadi.

Veasna yang menjuluki dirinya sebagai “Brahma Pelindung Semesta” meminta agar massa mengungsi dan berkumpul di perkebunan luas miliknya di pegunungan Kulen, Provinsi Siam Reap.

Menurut Veasna berkumpul massal itu dilakukan untuk berlindung dari kiamat.

Baca juga: Rapat Bersama Komisi I DPR, Menlu Ungkap Penanganan WNI yang Sempat Disekap di Kamboja

Tak hanya pendukungnya di Kamboja saja yang menurutinya, tetapi juga pendukung yang bekerja di luar negeri, khususnya di Korea Selatan, Jepang dan Thailand.

Berita Rekomendasi

Tetapi langkah Veasna tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat tenaga kerja senior Kamboja.

Mereka khawatir hal itu akan mempengaruhi kehormatan pekerja migran Kamboja secara luas, dan menodai citra negara secara keseluruhan.

Namun, setelah sehari berkumpul puluhan warga yang sempat berkumpul di perkebunan Vaesna itu mulai meninggalkan tempat tersebut dan pulang ke rumahnya.

Apalagi, 6 orang dari LDP mengaku bersalah karena membantu mobilisasi puluhan ribu warga itu untuk berkumpul.

Mereka mulai meninggalkan perkebunan Veasna di Distrik Siem Reap pada Selasa (30/8/2022), setelah diperintahkan otoritas provinsi.

Otoritas tersebut mengultimatum mereka untuk pergi atau menerima tindakan hukum.

Juru Bicara Balai Provinsi Liv Sokhon, mengatakan para warga mulai pulang ke rumah, karena mereka sudah tak percaya karena tak ada banjir yang diprediksi Veasna.

“Pada 30 Agustus, sebagian kecil pengikut mulai pulang, tetapi pada 31 Agustus, sekitar 1.000 pendukung mulai pergi dari perkebunan,” kata Sokhon, Kamis (1/9/2022) dikutip dari Phnom Penh Post.

“Sejak itu, semakin banyak dari mereka yang kemudian pergi dari tempat itu,” katanya.

Kepada para warga yang berkumpul, Sokhon mengatakan otoritas provinsi telah menyiapkan truk untuk membawa mereka pulang.

Selain itu, juga telah disiapkan ambulans, pemadam kebakaran dan juga makanan.

Ia mengatakan pihak berwenang tidak mengizinkan mereka masuk ke perkebunan, dan hanya mengizinkan orang untuk pergi.

Sebagian besar pengikut Veasna yang lebih percaya perkataannya, menjadi yang terakhir pergi dangan beberapa anggota inti LDP yang tersisa di situs.

Enam aktivis LDP menandatangani surat yang mengakui kesalahan mereka dan berjanji tak mengulangi pelanggaran mereka.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen pada Rabu (31/8/2022), memerintahkan pemerintahan provinsi untuk mengawasi situasi dari dekat.

Ia juga meminta publik untuk tak memberikan toleransi, dan tidak melakukan diskriminasi terhadap pengikutnya.

Sumber: Kompas.TV/ Phnom Penh Post

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas