18 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Kelompok Al-Shabab di Somalia
Kelompok Al-Shabab menyerang wilayah tengah Somalia. Serangan itu menyebabkan 18 warga sipil tewas dan truk bantuan makanan hangus terbakar.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Al-Shabab melakukan serangan di wilayah tengah Somalia pada Sabtu (3/9/2022).
Akibat serangan itu, sedikitnya 18 warga sipil tewas.
Al-Shabab juga menghancurkan truk yang penuh bantuan makanan.
Kelompok bersenjata melancarkan serangan di daerah Hiran di negara bagian semi-otonom Hirshabelle di Somalia tengah.
Truk-truk itu mengangkut pasokan makanan dari kota Baladweyne ke kota Mahas, kata penduduk.
“Al-Shabab membunuh 18 warga sipil dan membakar … beberapa truk makanan bantuan menuju kota Mahas tadi malam,” kata Farah Aden, seorang tetua setempat, seperti dilansir Al Jazeera.
Baca juga: Pasukan Somalia Butuh 30 Jam untuk Akhiri Serangan Militan Al-Shabab yang Dimulai Hari Jumat
Kantor berita negara Sonna melaporkan bahwa pejuang Al-Shabab membakar truk dan "membunuh sebagian besar orang di dalam kendaraan".
Aden mengatakan warga bersenjata mengejar para penyerang dari daerah itu pekan lalu tetapi pemerintah tidak mengirim pasukan untuk membantu mencegah mereka kembali.
“Al-Shabab melakukan semua ini untuk membuat kami menyerah. Tapi kita tidak akan pernah menyerah kepada al-Shabab selama masih ada jiwa di dalam diri kita. Pasukan pemerintah belum sampai ke lokasi,” kata Aden.
Kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda telah memerangi pemerintah pusat Somalia selama lebih dari satu dekade.
Baca juga: Al-Shabaab Kelompok Teroris yang Berafiliasi dengan Al-Qaida Serang Hotel di Somalia, 8 Orang Tewas
Ia ingin mendirikan aturannya sendiri berdasarkan interpretasi hukum Islam yang ketat.
Kelompok ini sering meluncurkan pengeboman, serangan senjata dan serangan lainnya terhadap sasaran militer dan sipil.
Bulan lalu lebih dari 20 orang tewas dalam serangan di mana pejuang al-Shabab menyerbu Hotel Hayat di Mogadishu.
Serangan itu memicu pertempuran 30 jam ketika pasukan pemerintah berusaha untuk mengakhiri pengepungan dan membebaskan sandera.
(Tribunnews.com/Yurika)