Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Hamas Eksekusi 5 Warga Gaza | Rusia Matikan Aliran Gas, Krisis Membayangi

Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Hamas mengeksekusi mati 5 warga Gaza yang diduga membantu Israel lakukan pembunuhan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in POPULER Internasional: Hamas Eksekusi 5 Warga Gaza | Rusia Matikan Aliran Gas, Krisis Membayangi
Kolase Tribunnews
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Hamas mengeksekusi mati 5 warga Gaza yang diduga membantu Israel lakukan pembunuhan. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Hamas mengeksekusi mati 5 warga Gaza yang diduga membantu Israel lakukan pembunuhan.

Di AS, seorang ibu yang sudah memiliki 16 anak, kini sedang mengandung anak ke-17 dan berharap memiliki anak sampai 20.

Sementara itu, langkah Rusia yang mematikan aliran gas ke Eropa, membuat krisis energi membayangi benua.

Berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Hamas Eksekusi Mati 5 Warga Gaza Palestina yang Dituduh Bantu Israel hingga Lakukan Pembunuhan

Baca juga: Israel Tingkatkan Serangan Malam di Tepi Barat, 85 Warga Palestina Tewas

Otoritas Hamas Gaza mengeksekusi mati lima pria Palestina pada Minggu (4/8/2022), AP News melaporkan.

BERITA REKOMENDASI

Dua dari mereka berusia 44 dan 54 tahun, didakwa bekerja sama dengan Israel.

Mereka dituduh memberikan informasi yang membantu militer Israel dalam menyerang sasaran di Gaza, kata Kementerian Dalam Negeri.

Kedua pria itu masing-masing ditahan sejak 2009 dan 2015.

Keduanya, yang merupakan anggota pasukan keamanan Palestina, dieksekusi oleh regu tembak.

Sementara, tiga pria lainnya yang diekskusi pada hari Minggu dinyatakan bersalah atas pembunuhan dalam kasus terpisah.

Asap mengepul dari serangan udara Israel di Kota Gaza pada 6 Agustus 2022. -
Asap mengepul dari serangan udara Israel di Kota Gaza pada 6 Agustus 2022. - Hamas mengeksekusi mati 5 warga Gaza Palestina yang dituduh bekerja sama dengan Israel dan melakukan pembunuhan. (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Kemlu Kecam Dubes Vasyl Hamianin yang Bandingkan Sikap Indonesia Atas Serangan Gaza dan Ukraina

Satu di antara mereka diduga ikut serta dalam baku tembak yang menewaskan seorang pria dan seorang gadis remaja selama perselisihan keluarga pada bulan Juli.

Ketiganya digantung saat fajar di sebuah lokasi keamanan di Kota Gaza.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan eksekusi tersebut dimaksudkan untuk mencapai pencegahan dan keamanan publik.

Tetapi kelompok-kelompok hak asasi di masa lalu telah mempertanyakan standar pengadilan yang adil di pengadilan militer dan sipil dari kelompok militan Islam itu.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Ibu dengan 16 Anak asal AS Menantikan Kelahiran Bayi ke-17, Berharap Miliki Anak Sampai 20

Seorang ibu yang sudah memiliki 16 anak kini tengah mengandung anak ke-17.

Dilansir Mirror, Patty Hernandez, 40 tahun, memilih semua nama anaknya dengan berawalan huruf C, sebagai bentuk penghormatan kepada suaminya, Charlos.

Patty dan Charlos, yang kini tinggal di Carolina Utara AS, berencana menjaga tradisi unik itu untuk anak ke-17 mereka.

Anak ke-17 mereka diperkirakan akan lahir pada Maret tahun depan.

Patty berharap ia bisa memiliki anak sampai 20.

Meski begitu, ia berkata semua itu berada di tangan Tuhan.

Baca juga: Kisah Pasutri Punya 16 Anak Kandung, Lahir dalam Periode 19 Tahun, 6 di Antaranya Jadi Hafiz Alquran

Kepada majalah Fabulous, Patty berkata, "Usia kehamilan saya sudah 13 minggu ketika saya tahu saya hamil lagi."

"Saya telah hamil selama 14 tahun jadi saya merasa diberkati, bahagia, bersemangat, dan senang dipilih untuk memiliki bayi ke-17."

Patty sebelumnya mengatakan dia yakin dia akan hamil lagi setelah kelahiran anak bungsunya musim semi lalu karena dia "sangat subur".

Dia melahirkan anak ke-16, Clayton, pada Mei 2021.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Ketika Rusia Matikan Aliran Gas, Kekhawatiran akan Munculnya Krisis Energi Membayangi Eropa

Pemasok energi Rusia, Gazprom memperpanjang penutupan aliran gas melalui pipa utama Nord Stream 1 ke Jerman.

Tindakan ini memicu kekhawatiran bagi Eropa yang sudah dilanda kriris energi menjelang musim dingin.

Dikutip The Guardian, situasi serius ini dibayangi fakta bahwa dulu Rusia terus mengalirkan pasokan gas ke Eropa bahkan pada puncak Perang Dingin.

Sebaliknya, sekarang pipa gas justru ditutup dua kali sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Penutupan pertama terjadi selama 10 hari pada Juli 2022 dan penutupan kedua terjadi saat ini hingga batas belum ditentukan.

Gazprom mengatakan pasokan akan dihentikan tanpa batas waktu setelah kebocoran terdeteksi di pipa dan tidak akan dimulai kembali sampai perbaikan telah dilaksanakan sepenuhnya.

Baca juga: Rusia Kecam Kegagalan AS Sadari Ancaman Ideologi Nazisme dan Dorong Kejahatan Neo-Nazi di Ukraina

Langkah itu dilakukan beberapa jam setelah negara-negara G7 setuju  mengenakan batasan harga pada minyak Rusia.

Hal ini dilakukan untuk membendung dana bagi rezim Presiden Rusia Vladimir Putin dan invasinya ke Ukraina.

Aliran melalui pipa yang membentang dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke Jerman timur laut dan dapat membawa hingga 170m kubik meter gas sehari telah dijadwalkan untuk dilanjutkan kemarin setelah tiga hari terhenti.

Namun beberapa jam sebelum gas akan dipompa, Gazprom menerbitkan foto yang dikatakan sebagai kebocoran minyak pada peralatan Nord Stream 1.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Rusia Kecam Kegagalan AS Sadari Ancaman Ideologi Nazisme dan Dorong Kejahatan Neo-Nazi di Ukraina

Kedutaan Rusia di Washington mengeluarkan pernyataan pada Jumat (2/9/2022) terkait sikap Amerika Serikat (AS) terhadap ancaman ideologi Nazisme.

Menurut Moskow, AS gagal menyadari betapa berbahayanya ideologi Nazisme dan menyebut Gedung Putih mendorong kejahatan nasional neo-Nazi di Ukraina.

"Kami mencatat kecaman Departemen Luar Negeri AS atas kekerasan dan kebencian sehubungan dengan upaya pembunuhan terhadap Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner," terang pernyataan Kedutaan yang diunggah di Telegram, seperti dikutip TASS.

"Namun jelas bahwa diplomat Amerika dengan sengaja menutup mata terhadap keyakinan ekstrem dari tersangka kriminal, tato neo-Nazi 'matahari hitam' miliknya yang khas dari batalion Azov (dilarang di Rusia)," tulis Kedutaan Rusia.

Menurut diplomat Rusia, rekan-rekan Amerika mereka "lupa bahwa penembak, yang dituduh membunuh 10 orang di supermarket Buffalo, New York pada Mei 2022, memiliki tato yang sama."

Kedutaan menekankan bahwa "deklarasi yang sangat singkat mengenai manifestasi radikalisme terang-terangan di Buenos Aires menunjukkan bahwa Washington tidak mau menarik kesimpulan yang tidak nyaman."

Baca juga: Tersangka Upaya Pembunuhan Wapres Argentina Ditangkap, Todong Cristina Kirchner Pakai Pistol .380

Seseorang menonton video di ponsel yang menunjukkan seorang pria menunjuk Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner di luar kediamannya di Buenos Aires pada 1 September 2022.
Seseorang menonton video di ponsel yang menunjukkan seorang pria menunjuk Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner di luar kediamannya di Buenos Aires pada 1 September 2022. (LUIS ROBAYO / AFP)

Sebuah pertanyaan muncul: berapa banyak lagi orang di seluruh dunia yang harus terpengaruh oleh tindakan pendukung ideologi Nazi sebelum AS menyadari bahayanya dan berhenti memaafkan kejahatan nasionalis.

Itulah yang dilakukan AS di Ukraina di mana rezim Kiev pejuang terus dengan sengaja memusnahkan penduduk sipil," para diplomat Rusia menyimpulkan.

Penyerangan terhadap Wapres Argentina

Sebuah kasus pidana telah dibuka menyusul upaya baru-baru ini untuk menembak Cristina Fernandez de Kirchner.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas