Kremlin Yakin Eropa Tak Mungkin Bisa Gantikan Gas Rusia, Menteri Energi: Mereka Tak akan Berhasil
Menteri Energi Rusia, Nikolay Shulginov yakin Eropa tidak akan bisa lepas dari ketergantungannya terhadap gas Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Peskov menambahkan, dimulai tidaknya pasokan gas Rusia melalui Nord Stream 1 tergantung keputusan Barat untuk mencabut sanksinya.
"Sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara barat inilah yang telah membawa situasi seperti yang kita lihat sekarang," ujarnya.
Pernyataan Peskov ini mengindikasikan Rusia ingin memaksa Uni Eropa untuk mencabut sanksi yang dikenakan terhadap Moskow atas invasi ke Ukraina dengan imbalan Rusia memulai kembali pengiriman gasnya.
Sebelumnya, Gazprom, perusahaan migas negara Rusia, pada Jumat lalu mengumumkan penangguhan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 akan diperpanjang tanpa batas waktu.
Gazprom beralasan adanya kerusakan pada turbin di sepanjang pipa.
Gazprom juga menyalahkan sanksi barat karena mengganggu pengiriman gas, dengan mengatakan pabrikan Siemens tidak dapat melakukan perbaikan pada turbin yang digunakan di Nord Stream 1 karena sanksi terhadap perusahaan energi negara Rusia.
Uni Eropa telah menolak klaim Gazprom.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari ke-195: Kremlin Berhenti Pasok Gas, Kyiv Tangkis Serangan Moskow
Baca juga: Harga Gas di Eropa Melonjak 30 Persen Setelah Rusia Tutup Kembali Aliran Pipa Nord Stream
Pihaknya juga menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin menggunakan energi sebagai senjata.
Nord Stream 1 adalah pipa tunggal terbesar untuk mengalirkan gas dari Rusia ke Eropa.
Nord Stream 1 memiliki kapasitas untuk menyalurkan 55 miliar meter kubik (bcm) gas per tahun.
Pasokan lanjutan melalui pipa dipandang penting untuk mencegah krisis energi yang semakin dalam.
Krisis energi di Eropa, yang dipicu oleh aliran gas Rusia yang lebih rendah, dipandang sebagai ujian utama dukungan blok tersebut untuk Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)