China Banggakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Sebut yang Pertama di Asia Tenggara
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dikerjakan oleh joint venture antara empat BUMN Indonesia dengan China Railway International Co. Ltd.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memasuki tahap-tahap akhir pembangunannya.
Ujicoba Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan pada waktu G20 yakni November 2022.
Saat ini rangkaian kereta api cepat itu mulai di Indonesia.
Rencananya Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan kunjungan kerja melihat progress pekerjaan sekaligus mencoba Kereta Inspeksi (EMU - CIT) dari DK 127 menuju Stasiun Tegalluar.
"Insya Allah rampung sesuai jadwal," ujar Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Harga BBM Naik, PKS: Kasihan Warga, Pemerintah Lebih Mementingkan Proyek IKN dan Kereta Cepat
Dibanggakan China
Sementara itu, China membanggakan proyek kerja sama kereta cepat dengan Indonesia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers pada Selasa (6/9/2022), menyebut kereta cepat Jakarta-Bandung adalah proyek unggulan (flagship) dalam kerja sama kedua negara.
Mao menyanjung pengiriman pertama rangkaian kereta cepat buatan China itu sebagai “langkah penting” proyek kereta yang rencananya akan beroperasi pada 2023 mendatang tersebut.
“Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek flagship dari kerja sama Prakarsa Sabuk dan Jalan antara China dan Indonesia,” kata Mao dikutip Associated Press.
“Setelah rampung, itu akan menjadi kereta cepat pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, akan sangat meningkatkan konektivitas Indonesia dan menyuntikkan dorongan kuat terhadap ekonomi setempat dan perkembangan sosial,” lanjutnya.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dikerjakan oleh joint venture antara empat BUMN Indonesia dengan China Railway International Co. Ltd.
Proyek jalur kereta sejauh 142,3 kilometer ini membutuhkan biaya USD5,5 miliar atau sekitar Rp82 triliun.
Proyek tersebut diyakini akan memangkas waktu tempuh perjalanan Jakarta-Bandung menjadi 40 menit saja.
Biaya Membengkak
Sebelumnya diberitakan Kompas.TV, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) dalam pengerjaannya.
Imbasnya, pemerintah Indonesia diminta untuk menanggung pembengkakan biaya proyek KCJB oleh China Development Bank (CDB).
Untuk diketahui, pembengkakan biaya proyek KCJB ini menjadi USD8 miliar atau setara Rp114,24 triliun.
Angka itu bertambah USD1,9 miliar (Rp27,09 triliun) dari rencana awal sebesar USD6,07 miliar yang ekuivalen dengan Rp86,5 triliun.
Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak menolak penggunaan dana APBN untuk membiayai cost overrun dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Hal ini menyusul sejumlah aspek yang dinilai janggal.
"Jangan terjebak mau menggelontorkan dana APBN untuk menanggung pembengkakan biaya," kata Amin Ak dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Agustus 2022.
Ia mengungkapkan, penolakan keras tersebut berdasarkan beberapa aspek dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dinilai janggal sejak proposal disampaikan China pada Agustus 2015 silam.
China ketika itu, menawarkan biaya proyek yang lebih murah dibanding Jepang dan menjanjikan proyek dikerjakan secara business to business (BtoB) tanpa perlu jaminan pemerintah.
Sumber: Associated Press/Kompas.TV/Kompas.com